Pandemi Covid-19, Berikut Pesan Natal Bersama PGI-KWI Tahun 2020
BNews—NASIONAL—Perayaan Natal menjadi momen yang paling ditunggu oleh umat Kristiani seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun karena di tengah kondisi pandemi Covid-19, perayaan tahun ini berdesa dengan tahun-tahun sebelumnya.
Terkait hal tersebut, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) telah mengeluarkan tema dan pesan Natal Bersama Tahun 2020. Jemaat diajak untuk merayakan Natal dengan sederhana di tengah keprihatinan akan adanya pandemi COVID-19.
Sekretaris Umum PGI, Pdt Jacklevyn Frits Manuputty menyampaikan pada Natal tahun ini, PGI dan KWI ikut merasakan suasana prihatin di tengah pandemi COVID-19. Meski demikian jemaat harus terus berpengharapan kepada Tuhan sumber pertolongan.
”Kami mengimbau agar sedapat mungkin gereja-gereja tetap menyelenggarakan ibadah Natal secara virtual,” kata Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jackky Manuputty, Rabu (21/12/2020). Dikutip dari pgi.or.id.
Tema Natal yang diangkat tahun ini adalah “…..dan mereka akan menamakan Dia Imanuel (Matius 1:23). Berikut ini isi lengkap pesan Natal bersama KWI-PGI Tahun 2020 :
Kami, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia dan Konferensi Waligereja Indonesia, dengan penuh syukur menyampaikan salam sejahtera kepada Ibu dan Bapak, Saudari dan Saudara sekalian beserta seluruh keluarga.
Pada tahun ini kita merayakan Natal dalam suasana prihatin karena wabah Covid-19 sedang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Virus ini telah merusak berbagai sendi kehidupan manusia. Banyak keluarga berduka karena kehilangan sanak saudara.
Banyak pula yang kehilangan pekerjaan. Anak-anak yang harus belajar di rumah kehilangan kesempatan untuk bergaul dengan teman-teman sebaya. Umat gelisah karena tidak dapat beribadah sebagaimana mestinya.
Dilaporkan juga bahwa angka kekerasan dalam keluarga bahkan perceraian meningkat. Kondisi ini diperparah dengan maraknya politik identitas yang meningkatkan ujaran kebencian, intoleransi beragama dan etnis, ra Aplikasidikalisme agama, serta perpecahan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat kita.
Download Aplikasi Borobudur News (Klik Disini)
Situasi krisis ini mengingatkan kita bahwa sebagai manusia kita sesungguhnya rapuh, baik secara fisik maupun psikis. Kita dengan mudah bisa terjebak dalam keputusasaan akibat beratnya beban kehidupan yang harus kita kelola.
Kita rentan terhadap keserakahan yang kerap menjebak kita untuk melakukan korupsi, serta ketidakadilan dalam relasi dengan orang lain maupun dengan lingkungan. Tubuh kita dengan mudah bisa sakit akibat terinfeksi virus, bahkan kita bisa meninggal seketika hanya karena sebuah kelalaian kecil.
Keganasan virus ini juga menegaskan bahwa kita semua sama sebagai manusia, sekalipun profesi kita berbeda, suku kita berbeda, agama kita berbeda, pendidikan dan jabatan kita berbeda. Covid-19 mengingatkan bahwa kita semua bisa diserangnya, dan karenanya kita saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Satu hal yang membuat kita tetap berdiri teguh di tengah badai ini adalah karena kita yakin bahwa hanya Allah saja sumber pertolongan kita. Sebagai orang Kristen kita bisa menderita sama seperti yang dialami orang lainnya, namun kita bisa menjalaninya dengan damai di dalam keyakinan bahwa Allah sorgawi berjalan bersama kita untuk menghadapinya.
Allah tidak membiarkan kita dikuasai oleh roh ketakutan, tetapi oleh kekuatan cinta yang memampukan kita mengontrol hidup kita, dan menghadapi situasi yang sulit ini dengan keyakinan dan kedamaian sepenuhnya. (mta)