Pernikahan Sesama Weton Menurut Primbon Jawa: Untung atau Buntung?

BNews-NASIONAL– Dalam budaya Jawa, weton atau hari kelahiran berdasarkan penanggalan Jawa memegang peranan penting, termasuk dalam urusan perjodohan dan pernikahan.

Weton merupakan gabungan dari hari dan pasaran lahir seseorang yang diyakini memengaruhi karakter, nasib, dan keharmonisan rumah tangga. Salah satu topik yang sering menjadi perhatian adalah pernikahan antara dua orang dengan weton yang sama.

Menurut primbon Jawa, pernikahan sesama weton memiliki dua sisi: bisa membawa keberuntungan namun juga menyimpan potensi masalah dalam hubungan.

Kesamaan weton dalam pernikahan dipercaya menciptakan energi yang serupa antara pasangan, yang bisa menumbuhkan keharmonisan karena keduanya memiliki sifat; kebiasaan, dan cara berpikir yang hampir sama.

Ini dapat menjadi dasar kuat untuk komunikasi yang lancar dan rasa saling memahami dalam kehidupan rumah tangga.

Namun, primbon Jawa juga memperingatkan bahwa pernikahan antara dua orang dengan weton yang sama tidak selalu ideal.

Kesamaan sifat bisa menimbulkan konflik jika keduanya memiliki karakter keras kepala, sulit mengalah, atau terlalu dominan.

CEK BERITA UPDATA LAINNYA DISINI (KLIK)

Hubungan seperti ini berpotensi berjalan stagnan karena tidak ada keseimbangan dalam pengambilan keputusan.

Dalam perhitungan neptu—yakni penjumlahan nilai hari dan pasaran lahir—kombinasi yang dianggap kurang baik bisa memengaruhi rezeki, kesehatan, bahkan keselamatan rumah tangga.

Beberapa catatan dalam tradisi Jawa menunjukkan bahwa pasangan dengan weton sama yang menikah tanpa persiapan batin dan spiritual cenderung menghadapi banyak ujian dalam rumah tangganya. Namun demikian, primbon tidak serta-merta melarang pernikahan sesama weton.

Ada solusi yang bisa dilakukan, seperti ruwatan, sedekah, puasa wetonan, atau ritual spiritual lainnya yang bertujuan menetralkan energi negatif dari kombinasi weton tersebut.

Simak Kumpulan Video Viral di BorobudurNewsTV (KLIK)

Selain itu, pasangan juga disarankan memperkuat ikatan emosional dan komitmen, serta membangun komunikasi yang sehat dan terbuka.

Dalam konteks modern, pemahaman terhadap primbon bisa digunakan sebagai bentuk kearifan lokal, bukan menjadi satu-satunya penentu keputusan pernikahan. Kehidupan rumah tangga tetap bergantung pada rasa saling menghormati, tanggung jawab bersama, serta kesediaan untuk tumbuh dan belajar satu sama lain.

Dengan memahami arti penting weton dalam budaya Jawa dan bagaimana perhitungannya menurut primbon, masyarakat bisa lebih bijak dalam menyikapi pernikahan.

Weton yang sama tidak selalu buruk jika pasangan memiliki tekad kuat dan usaha spiritual untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Pada akhirnya, cinta, kepercayaan, dan ketulusan dalam menjalin hubungan tetap menjadi fondasi utama dalam membangun keluarga yang bahagia dan langgeng. (*)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

error: Content is protected !!