Proyek Bendungan Pasuruhan Masih Pro Kontra, ini Sebabnya
BNews—MERTOYUDAN—Pemerintah Desa Pasuruhan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang mengaku siap menjadi perantara antara masyarakat dengan pemerintah terkait pembangunan bendungan. Proyek yang dibiayai dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Naerah (APBN) ini sempat menimbulkan polemik pro dan kontra di tengah masyarakat.
Kepala Desa Pasuruhan, Atik Hartiningsih mengatakan, proyek pembangunan bendungan tersebut merupakan program dari pemerintah. Hingga hari ini, masih terjadi silang pendapat antara mendukung dan sebagian menolak proyek tersebut.
”Meski Desa Pasuruhan hanya ketempatan, sudah menjadi tanggungjawab kami untuk menjadi penengah sekaligus penyambung informasi dari pemerintah kepada warga,” kata Atik disela-sela kegiatan sosialisasi Relawan Tanggap Bencana Desa Pasuruhan, belum lama ini.
Diakui Atik, pihaknya sudah menyampaikan informasi kepada pemerintah. Utamanya bila tempat ibadah masjid dan makam leluhur tidak boleh digusur demi pembangunan bendungan.
”Maka akan dicarikan solusi yang terbaik,” paparnya.

Sebelumnya, telah diinformasikan bendungan Pasuruhan yang berlokasi diperbatasan antara Kecamatan Mertoyudan, Borobudur dan Tempuran akan dilanjutkan usai Pileg dan Pilpres 2019. Sebab, proyek tersebut sudah masuk dalam rencana strategis (renstra) dan sempat dihentikan lantaran adanya penolakan pembangunan bendungan tersebut.
”Proyek bendungan ini, sudah masuk rencana strategis peraturan presiden nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019. Kegiatan strategis jangka menengah nasional provinsi Jawa Tengah, percepatan pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air” ucap Kepala Bidang Pelaksanaan BBWSSO, Modesta, dalam rapat bersama Pemda Kabupaten Magelang, Kamis lalu.
Menurut Modesta, untuk saat ini, rencana pembangunan bendungan belum memenuhi syarat administrasi analisis dampak lingkungan (AMDAL). Diungkapkan dia, lantaran belum mendapatkan surat kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
”karena masih dalam proses,” ungkap dia.
Perlu diketahui, tujuan utama pembangunan bendungan adalah untuk menyuplai 1.100 liter/detik air baku di wilayah Kota Yogyakarta dan ketersediaan air irigasi untuk sekitar 800 hektar lahan pertanian. Serta air baku di Kecamatan Borobudur, Mungkid dan Muntilan sekitar 500 liter/detik. (han)