SEDIH !! Pesan Terakhir Korban Mutilasi di Sleman, Tinggalkan Anak Usia 1 Tahun

BNews–JOGJA– Kasus ditemukannya jasad wanita di sebuah wisma di Sleman Jogja akhirnya perlahan terang benderang. Korban merupakan seorang mama muda yang ternyata hendak menikah.

Tujuh hari sebelum ulang tahun akhirnya meninggal dunia, wanita ini juga membuat calon suami tak tahu soal pembunuhannya.

Korban pembunuhan dan mutilasi di Sleman, Yogyakarta, A (35), rupanya berencana segera menikah. A (35) dibunuh dan dimutilasi secara keji oleh R, seorang pria yang bekerja sebagai pendiri tenda.

Sebelum dibunuh secara keji oleh R, AI (35) ternyata meninggalkan pamitan terakhirnya kepada keluarga. Tetapi, AI tidak mengabarkan calon suaminya, padahal rencananya setelah lebaran, ia akan segera menikah. Seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunJogja.com , hal itu diungkap ayah A, HP (64).

Rencananya, A akan dilamar sang kekasih seusai Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Nahas, sebelum dilamar dan resmi menikah, maut lebih dulu menjemput A.

Ayah kandung korban, HP (64) mengenang terakhir kali sebelum anaknya itu tidak bisa lagi dihubungi.

HP mengaku terakhir bertemu dengan putrinya pada Sabtu pagi 18 Maret 2023 silam. “Sabtu pagi sempat masih ketemu, sorenya tak WA sudah enggak aktif (ponselnya),” kata H di rumah duka.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Dia menjelaskan, A merupakan salah satu pegawai di Angkasa Pura Yogyakarta. Ia biasa berangkat kerja antara pukul 07.00 sampai 07.30 WIB.

“Kalau Sabtu enggak full (kerjanya). Biasanya untuk pergi kemana kurang tahu senengan e dekne (kesenangan dia) gimana gak tahu, tapi dari dulu dia senengane makannya di warung Pakem, kulineran itu loh, dulu sama temen-temennya di sana,” jelasnya.

H menjelaskan, AI adalah seorang ibu yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Ya, AI adalah seorang mama muda yang telah memiliki dua orang anak.

AI meninggalkan dua anak berusia 8 tahun dan 1 tahun.

“Jadi kalau pulang kerja, ya pulang. Paling sama anaknya gojek-gojek (bercanda) anaknya mau minta apa baru keluar lagi,” terang dia.

Saat pergi pada Sabtu pagi, A tidak berpamitan kepada Heri hendak pergi ke mana. Ia sempat cemas sebab hingga Sabtu petang pukul 18.00 WIB A tak kunjung pulang ke rumah.

Kecemasan Heri semakin menjadi-jadi sebab tak ada kontak handphone dari teman A yang dapat dihubungi untuk melacak keberadaan A.

“Saya tidak punya nomor hp temannya, karena nomor temannya di hp dia (A) semua,” ungkapnya.

HP juga menceritakan bagaimana anaknya itu hendak menikah saat Ramadhan.

“Rencananya mau menikah, habis Lebaran orangtua laki-laki mau ke sini. Nembung (melamar) istilahnya,” ungkap HP, dikutip dari kompas.com.

HP mengaku sempat bertemu calon suami A meski tak lama. Karena tak terlalu dekat, HP pun belum mengabarkan kematian A pada sang calon suami. Ia mengaku tak memiliki nomor handphone calon suami A.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Sementara itu, Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra mengungkap fakta terbaru kasus pembunuhan viral ini. Yakni motif sebenarnya terkait apa yang dilakukan R kepada AI.

Polisi berhasil mengungkap motif pembunuhan disertai aksi mutilasi di sebuah penginapan yang ada di kawasan Pakem, Kapanewon Pakembinangun, Kabupaten Sleman.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY, Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra, mengatakan tersangka diketahui Heru Prastiyo (23) melakukan pembunuhan karena ingin menguasi harta milik korbannya berinisial AI (34).

Korban merupakan seorang perempuan warga kampung Ngadisuryan, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta.

“Bahwasanya alasan yang bersangkutan melakukan pembunuhan untuk menguasai harta milik korban, dikarenakan tersangka terlilit hutang pinjol dari tiga aplikasi senilai Rp8 juta,” kata Kombes Nuredy saat jumpa pers di halaman Direskrimum Polda DIY, Rabu (22/3/2023).

Keinginan untuk mendapatkan uang dengan cepat itulah yang memicu tersangka menghabisi korban lalu mengambil harta benda korban.

Sementara alasan atau motif melakukan mutilasi sesuai dengan keterangan tersangka yaitu untuk menyembunyikan jejak pembunuhan.

Tersangka berencana membuang potongan tubuh korbannya ke septik tank atau ke toilet penginapan.

“Sedangkan tulang akan dibawa menggunakan ransel yang sudah dipersiapkan, ransel juga kami temukan di TKP untuk dibuang,” jelasnya.

Setelah melakukan pembunuhan, tersangka sempat mampir ke sebuah Warmindo dan memikirkan pekerjaannya.

“Namun dikarenakan pekerjaan yang dilakukan oleh tersangka ini membutuhkan waktu yang lama dan pada saat yang bersangkutan makan dan minum di Warmindo sekitar pukul 20.00 WIB, tersangka berubah pikiran untuk meninggalkan pekerjaannya dan kembali ke wisma dan kemudian melarikan diri,” tutur Nuredy.

Dari hasil pemeriksaan, harta benda korban yang dikuasai pelaku di antaranya sepeda motor Honda Scoppy warna putih dan satu buah jenis handphone dijual Rp600 ribu.

“Uang didompet pelaku ada Rp300 ribu, sepeda motor belum sempat dijual,” tegasnya.

Sesuai laporan di Polisi, waktu kejadian pembunuhan disertai mutilasi tersebut terjadi pada Minggu (18/3/2023) sekitar pukul 22.50 WIB.

Tersangka dijerat pasal tindak pidana pembunuhan berencana pasal 340 KUHP, subsider pasal 338 KUHP dan Pasal 365 KUHP.

“Kami terapkan ancaman hukuman paling berat, hukuman seumur hidup hingga hukuman mati,” terang dia. (*)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!