Setop Pamer Unggah Sertifikat Vaksin Covid-19 di Medsos! Ini Bahayanya
BNews—NASIONAL— Tidak sedikit masyarakat memamerkan sertifikat vaksin Corona miliknya dengan cara mengunggah ke media sosial. Aksi ini kemudian menjadi tren warganet sebagai bukti jika mereka telah disuntik vaksin.
Padahal, sembarangan pamer sertifikat vaksin di medsos bisa menimbulkan bahaya. Sebab, dalam sertifikat tersebut terdapat data pribadi yang harus dijaga kerahasiaannya dan sangat besar risiko jika tersebar.
Saat ini, tercatat sudah lebih dari tujuh juta orang yang menerima dosis pertama vaksin Corona. Mereka yang sudah disuntik baik dosis pertama dan kedua akan menerima sertifikat vaksin.
Di media sosial tak sedikit warganet Indonesia pamer sertifikat vaksin miliknya. Lantas, apa sebenarnya kegunaan sertifikat vaksin Covid-19?
”Tanda sudah divaksin. Kalau nanti ada aturan perjalanan harus sudah vaksin, tentunya itu akan diperlukan,” kata juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, Senin (29/3).
Sampai saat ini sertifikat vaksin masih sebatas keterangan sudah diimunisasi. Namun Nadia menuturkan ke depannya akan ada kemungkinan sertifikat tersebut dipakai sebagai syarat bagi pelaku perjalanan.
Lebih lanjut, Nadia kembali mengingatkan agar masyarakat tak asal pamer sertifikat vaksin di media sosial. Ada data pribadi yang harus dijaga kerahasiaannya dan sangat besar risiko jika tersebar.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DI SINI)
”Ada QR Code itu yang dijaga karena disitu kan ada data,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Ia memperingatkan jika amer sertifikat vaksin secara sembarangan di media sosial sangat berbahaya karena bisa membuat data pribadi bocor.
”Pemerintah meminta kepada para penerima vaksin Covid-19 yang sudah mendapat sertifikat bukti telah divaksin agar tidak mengunggahnya ke media sosial ataupun juga mengedarkannya,” ujarnya dalam jumpa pers daring, belum lama ini.
Dalam sertifikat vaksin tercantum quick response code (QR Code) yang digunakan untuk menyimpan data pribadi peserta vaksin. Data pribadi penerima vaksin bisa bocor jika QR Code tersebut tersebar melalui unggahan di media sosial.
Prof Wiku mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menjaga data dirinya dan hanya menggunakan sertifikat vaksin sesuai kebutuhannya.
”Gunakan sertifikat tersebut sesuai dengan kebutuhannya, karena tersebarnya data pribadi dapat membawa risiko bagi kita,” pungkasnya. (han)