Teridentifikasi 601 Budaya Spiritual dan 196 Dolanan Kerakyatan di Kawasan Borobudur
BNews–MAGELANG– Kemendikbud Ristek mengidentifikasi sekitar 601 budaya spiritual dan 196 dolanan kerakyatan di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang. Diharapkan temuan ini menjadi destinasi wisata yang bisa memecah pengunjung dari Candi Borobudur.
Hasil identifikasi mengenai 601 budaya spiritual dan 196 dolanan kerakyatan ini diterbitkan dalam bentuk buku. Adapun ketiga buku ini berjudul ‘Travel Pattern Wisata Edukasi Budaya Spiritual di Kawasan Borobudur’, ‘Menyadarkan Harapan pada Dolanan’, dan ‘Air dan Tumpeng’.
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Sjamsul Hadi, mengatakan selama dua tahun melakukan pendampingan terhadap upaya percepatan pemajuan kebudayaan desa menemukan potensi-potensi khususnya budaya spiritual dan dolanan kerakyatan.
“Jumlah dari dolanan kerakyatan ini teridentifikasi 196 dan budaya spiritual ada 601. Ini yang sudah kita temu kenali, kita tuangkan dalam tiga buku. Harapannya ke depan bisa dilanjutkan untuk pengembangan dan pemanfaatannya bagi wilayah di tiap-tiap desa di kawasan Borobudur,” kata Sjamsul usai menghadiri penyerahan hasil pengembangan dan pemanfaatan budaya spiritual serta dolanan kerakyatan di Balkondes Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, Senin (21/11/2022).
Ia menyebut nanti pemerintah daerah yang akan melanjutkan bersama desa-desa tentang hasil temu kenali, pengembangan dan pemanfaatannya. Didorong adanya pengembangan budaya spiritual dan dolanan kerakyatan tersebut.
“(Sebagai objek wisata). Yang jelas sesuai disampaikan oleh Pak Kepala Dinas Pariwisata khusus yang berkaitan dengan edukasi budaya spiritual, travel pattern yang sudah tersusun nanti akan didorong menjadi bagian destinasi pariwisata budaya spiritual,” ujarnya.
Sjamsul berharap dengan temuan budaya spiritual dan dolanan kerakyatan ini nantinya pariwisata tidak hanya terkonsentrasi di Candi Borobudur, namun menuju 20 desa kawasan Borobudur.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
“Travel pattern budaya spiritual nah ini bagian dari penyangga Candi Borobudur tersebut,” kata dia.
Fasilitator Eksotika Desa, M Panji Kusumah, mengatakan pemanfaatan budaya spiritual dan dolanan kerakyatan yang ada di kawasan Borobudur dituangkan dalam foto story buku.
“(Budaya spiritual) Ada ritus, pangan spiritual, kesenian rakyat, ritus daur hidup, ritus daur bulan, hajatan. Kemudian, ritus daur hidup mulai dari kehamilan, kelahiran, pernikahan, kematian dan pascakematian. Terus ada ritus daur bulan itu mulai dari suro dan sebagainya,” kata Panji.
“Itu semua masih ada, masih dilakukan oleh masyarakat. Makanya, nanti seluruh desa mengemas berbagai potensi budaya spiritual maupun dolanan kerakyatan ke dalam bentuk wisata edukasi. Ini akan mengedukasi dan menguatkan kekayaan budaya serta juga bisa jadi bahan pembelajaran bagi siapa pun termasuk kebutuhan merdeka belajar yang dilakukan di desa-desa dengan metode experiential learning,” ujarnya.
Sedangkan untuk dolanan kerakyatan, kata Panji, mulai dolanan yang dari bambu, kayu, tembang dolanan, berbasis tanaman pisang dan lain-lain. Untuk tahun lalu ditemukan sekitar 70-an dolanan kerakyatan yang masih ada di kawasan Borobudur.
“Tahun lalu nemu sekitar 70-an. Tahun ini yg dolanan kerakyatan nemu sampai 196 (total). Jadi masyarakat penggerak budaya ini mengajak sesepuh, ibu-ibu, anak-anak untuk praktik membuat alatnya dan praktik memaknai sampai juga fungsinya,” tuturnya.
“Tentunya paket wisata yang sudah mulai dibuat dan dipraktikkan ya mulai ditata lagi. Membuat narasi-narasi yang lebih menarik. Jadi lebih ke penguatan daya tarik wisata 601 cerita budaya spiritual, 196 dolanan kerakyatan,” lanjut Panji.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein, menyambut bait adanya travel pattern khusus budaya spiritual di kawasan Borobudur. Menurutnya hal tersebut akan menjadi tambahan kekayaan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan Borobudur.
“Lebih-lebih ini diwujudkan dalam travel pattern, pola perjalanan wisata. Dari sembilan sudah ada dari BTOC maka akan kita lengkapi dengan tiga yang merupakan produk dari Kemendikbud. Ke depan karena ini melibatkan 17 desa tentunya akan melengkapi dari yang BTOC sudah ada 16 desa,” jelasnya. (*)