BNews–BOYOLALI– Meskipun aktivitas merapi semakin meningkat, warga di KM 3 dari puncak ini masih beraktivitas seperti biasanya. Mereka yakni yang berada di Dusun Stabela Desa Tlogolele Kecamatan Selo Boyolali.
Warga setempat masih giat dengan pekerjaan mereka seperti bertani maupun beternak. Meskipun demikan tidak sedikit warganya mulai menjual hewan ternaknya sehingga tidak sia-sia terkena erupsi.
Seperti yang disampaikan salah satu warga setempat, Gimu Wartono, 47, yang mengatakan bahwa kegiatan mereka masih seperti biasanya.
“Ya, sebagian tetap beraktivitas dari tani, bercocok tanam, dan beternak. Meskipun sebagian dari warga sudah mengungsi,” jelasnya. Dikutip kumparan.
Dia mengakui sudah ada himbauan dari Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali. Hal ini diterima usai meningkatknya status Gunung Merapi dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) sejak Kamis (05/11) lalu.
Sedangkan alasan belum mengungsi karena masih memanfaatkan waktu untuk bertani dan menjual ternak. Hal ini dilakukan seperti warga lainnya selama ini menyusul pengalaman erupsi tahun 2010 silam.
“Jualan ternak supaya tidak sia-sia. Meskipun nanti ada bantuan dari pemerintah bila terdampak erupsi. Sebagian warga di sini juga masih diternak,” ujarnya.
Dia sendiri beberapa hari ini memang sering mendengar gemuruh berasal dari Gunung Merapi. Salah satu warga lainnya, Sumar, 60, mengakui mendengar gemuruh sehari dua kali.
Dan tampak dari kejauhan runtuhan batu dari puncak gunung. Beberapa kali terlihat seperti petir atau kilatan merah.
Disinggung membawa hewan ternak jika ke pengungsian, Sumar menyebut jika ternak tetap ditinggal. “Kalau hewan ya tetap di kandang saja. Biasanya juga ada petugas keamanan seperti polisi yang berjaga,” ucapnya.
Beda halnya warga bernama Sulastri, 24, yang masih beraktivitas menanam bibit cabe di teras rumahnya. Dia yang sejak kecil biasa melihat kejadian alam ini mengatakan bau vulkanik menyengat itu pertanda akan erupsi sehingga dirinya mengungsi waktu itu bersama orang tuanya. (*)