WASPADA !! Tubuh Panas Berlebihan Bisa Sebabkan Hipertemia dan Kematian
BNews-KESEHATAN– Hipertermia adalah kondisi terjadinya peningkatan suhu tubuh melebihi 38,5 derajat Celcius. Peningkatan suhu tubuh karena hipertermia ini berbeda dengan demam.
Di mana, demam merupakan peningkatan suhu yang terjadi sebagai reaksi tubuh dalam melawan infeksi dan penanda adanya peradangan atau inflamasi pada tubuh.
Sementara itu, hipertermia adalah kondisi yang disebabkan oleh gagalnya hipotalamus pada otak mengatur suhu tubuh.
Simak artikel berikut untuk mengenal penyebab, gejala, dan penanganan hipertermia lebih lanjut.
Apa itu Hipertermia?
Hipertermia adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara signifikan melebihi 38,5 derajat Celcius. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak mampu beradaptasi dengan perubahan suhu lingkungan sekitar yang ekstrem.
Hipertermia berbeda dari hipotermia. Perbedaan hipotermia dan hipertermia terletak pada suhu tubuhnya. Hipertermia terjadi karena peningkatan suhu tubuh, sementara itu hipotermia merupakan penurunan suhu tubuh secara drastis. Kedua kondisi ini sama-sama membutuhkan penanganan medis dengan segera.
Hipertermia yang tidak segera ditangani berisiko menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Sejumlah komplikasi hipertermia di antaranya menyebabkan kerusakan sel otot, penurunan kesadaran, gagal ginjal, perdarahan di dalam tubuh, hingga mengancam nyawa.
Penyebab Hipertermia
Penyebab hipertermia adalah paparan suhu tinggi yang berlebihan dari luar tubuh. Hal ini dapat menyebabkan tubuh tidak mampu menjaga suhu normalnya sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh yang signifikan.
Di samping itu, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang hipertermia adalah sebagai berikut:
- Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik berat di siang hari.
- Menggunakan pakaian yang terlalu tebal dan berwarna gelap ketika cuaca sedang panas.
- Mengidap kondisi tertentu yang menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi keringat dengan optimal (anhidrosis), seperti cystic fibrosis.
- Dehidrasi.
- Gangguan elektrolit.
- Obesitas.
Gejala Hipertermia berdasarkan Jenis-Jenisnya
Gejala utama dari hipertermia adalah meningkatnya suhu tubuh di atas 38,5 derajat Celcius. Di samping itu, penderita juga akan merasakan beberapa gejala lain sesuai dengan jenis hipertermia yang dialaminya. Adapun penjelasan lengkap dari gejala hipertermia adalah sebagai berikut:
- Heat Stress
Heat stress merupakan salah satu tahapan hipertermia yang terjadi karena keringat tidak mampu keluar dengan optimal. Hal ini umumnya disebabkan oleh pakaian yang terlalu tebal atau melakukan aktivitas fisik berat saat cuaca sedang panas ekstrem. Beberapa gejala heat stress di antaranya:
Lemas.
Pusing.
Haus.
Mual.
- Heat Fatigue
Paparan suhu panas ekstrem dalam waktu yang lama bisa memicu rasa tidak nyaman secara fisik maupun psikis. Kondisi tersebut dikenal dengan heat fatigue. Seseorang yang terserang heat fatigue biasanya akan mengeluhkan beberapa gejala, seperti:
- Haus.
- Lemas.
- Hilang konsentrasi.
- Tidak mampu menggerakkan tubuh.
- Heat Syncope
Heat syncope adalah tahapan hipertermia yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak. Gejala umum dari heat syncope yaitu mata berkunang-kunang, pusing, hingga pingsan.
- Heat Cramps
Heat cramps dapat terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas fisik terlalu berat di cuaca panas, keringat berlebih akibat aktivitas ini dapat menyebabkan gangguan elektrolit pada tubuh. Penderita heat cramps biasanya mengeluhkan nyeri otot, terutama pada bagian lengan, bahu, paha, serta betis, hingga kejang.
- Heat Edema
Heat edema adalah penumpukan cairan karena adanya peningkatan suhu tubuh. Heat edema biasanya terjadi akibat duduk terlalu lama di tempat dengan suhu tinggi, sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah dan menyebabkan cairan tubuh keluar dari pembuluh dan memenuhi jaringan. Kondisi ini umumnya ditandai dengan pembengkakan di kaki atau lengan serta gangguan elektrolit.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
- Heat Rash
Heat rash merupakan tahapan hipertermia yang menyebabkan iritasi kulit, seperti ruam merah dan biang keringat. Bagian tubuh yang sering menunjukkan gejala heat rash yaitu leher, lipatan siku, dada, dan pangkal paha.
- Heat Exhaustion
Heat exhaustion terjadi karena tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat. Sejumlah gejala yang mengindikasikan seseorang terserang heat exhaustion di antaranya:
Pusing atau sakit kepala.
Lemas.
Haus.
Keringat berlebih.
Tidak mampu menggerakkan tubuh.
Jantung berdebar.
- Heatstroke
Heatstroke adalah jenis hipertermia yang paling berat, bahkan kondisi ini berisiko menyebabkan koma hingga kematian. Beberapa gejala umum dari heatstroke adalah:
- Suhu tubuh melebihi 40 derajat celcius.
- Kejang.
- Penurunan kesadaran.
- Bicara tidak jelas.
- Kulit terasa sangat panas dan kering.
Penanganan Hipertermia
Ada sejumlah pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk menangani hipertermia kategori ringan hingga sedang. Berikut penjelasannya:
- Hentikan aktivitas fisik yang sedang dilakukan.
- Berteduh di tempat yang sejuk, seperti di bawah pepohonan atau ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
- Kompres dingin bagian kepala, leher, ketiak, dan selangkangan untuk membantu menurunkan suhu tubuh.
- Perbanyak minum air putih.
- Bila perlu, gunakan kipas angin atau pendingin ruangan.
Sementara itu, jika hipertermia yang dialami menimbulkan gejala berat, dokter akan memberikan cairan infus yang telah didinginkan untuk membantu menurunkan suhu tubuh. Dokter juga akan meresepkan obat dantrolene guna meredakan kejang dan kram otot yang sering muncul sebagai gejala hipertermia.
Pencegahan Hipertermia
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertermia adalah sebagai berikut:
- Hindari olahraga atau melakukan aktivitas fisik berat ketika cuaca sedang panas ekstrem.
- Cukupi kebutuhan cairan tubuh setiap hari, salah satunya adalah dengan minum air putih kurang lebih dua liter sehari.
- Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik.
- Gunakan pakaian yang longgar dan tidak terlalu tebal saat cuaca sedang panas.
- Gunakan topi dan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan di siang hari.
Bila Anda maupun kerabat dekat mengalami gejala hipertermia seperti ulasan di atas, segera konsultasikan hal tersebut dengan dokter. (*)