Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Bencana Longsor Hantui Perbukitan Menoreh, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat

BNews—JOGJAKARTA— Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo menetapkan status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Hidrometeorologi. Surat keputusan ini dikeluarkan Bupati Kulonprogo Sutedjo dengan diterbitkannya SK nomor 427/A/2021 terhitung mulai 18 November sampai dengan 1 Desember. Dengan penetapan ini, diharapan penanganan bencana menjadi lebih cepat tertangani dan anggaran bisa dikeluarkan.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satyo Agus Nahrowi menjelaskan, SK tersebut dikeluarkan mendasarkan rilis BMKG terkait adanya fenomena La Nina. Dimana hal ini berpotensi mengakibatkan bencana Hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang. Sementara di Kulon Progo sudah ada serangkaian musibah bencana alam berupa tanah longsor di kapanewon Kokap, Samigaluh, Girimulyo dan Kalibawang.

”Karena ada potensi terjadi bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian material, maka kami menetapkan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Hidrometeorologi,” katanya, Jumat (26/11).

Dengan diberlakukannya status ini, BPBD setempat bisa menggunakan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) Tahun Anggaran 2021 sesuai kebutuhan. Selain itu, penanganan bencana juga akan bisa dilakukan dengan cepat dan fleksibel.

Selama ini potensi bencana tanah longsor ada di Perbukitan Menoreh di Kapanewon Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, sebagian Pengasih, dan Nanggulan. Sedang potensi banjir, meliputi; Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, dan Sentolo. 

“Hal-hal yang perlu dipersiapkan kaitannya dengan peralatan yang dibutuhkan sudah ada. Kemudian, melakukan perbaikan jalur evakuasi untuk mempermudah evakuasi bila terjadi bencana banjir dan tanah longsor,” katanya.

Sementara itu Bupati Kulonoprogo Sutedjo menuturkan di Kabupaten Kulon Progo, saat ini sudah banyak dibangun desa tangga bencana (Destana) yang akan segera bergerak ketika ada bencana. Agar penanganan bisa lebih cepat dan optimal perlu didukung sarana dan prasarana yang bisa diakses dari dana tak tersangka.

”Mudah-mudahan penanganan bencana menjadi lebih cepat,” harap Sutedjo. (ifa/han)

Sumber: iNews

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!