BNEws– MAGELANG– Ratusan buruh terlibat aksi saling dorong dengan petugas kepolisian di halaman Pemkab Magelang siang tadi. Mereka hendak merengsek masuk ke komplek pemerintahan untuk menolak besaran upah minimum kabupaten (UMK) sebesar Rp 1,4 juta.
Para demonstran yang mayoritas ibu-ibu mendorong brigade kepolisian. Kalah kuat, akhirnya buruh hanya berorasi di pinggir jalan.
Dalam orasinya mereka menuntu UMK sebesar Rp 1.489.496. Angka itu, berdasar penghitungan KHL (kebutuhan hidup layak).
“Karena itu, kami menolak rekomendasi bupati atas UMK sebesar Rp 1,4 juta tersebut. Kami mengusulkan UMK 2015 sebesar Rp 1,489 juta, sesuai hasil survey inflasi dan penghitungan KHL menggunakan metode penghitungan sesuai peraturan gubernur,” kata Ketua Federasi Kesatuan SPN Kabupaten Magelang, Rahmad Irianto, disela-sela demo, Rabu (21/10).
Dalam demo yang dikawal puluhan anggota kepolisian, TNI dan Sat Pol PP itu, mereka juga membawa beberapa spanduk dan tulisan bernada tuntutan. Diantaranya ‘buruh juga manusia’, ‘tolak upah murah’, ‘hanya manusia yang punya rasa kemanusiaan’ dan lainnya. “Terus terang, kami tidak mengetahui dasar rekomendasi bupati itu. Meski sudah diusulkan ke gubernur, namun kami tetap minta UMK Kabupaten Magelang sebesar Rp 1.489.496,” tegasnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi (Nakersostrans) Kabupaten Magelang, Endot Sudiyanto saat menanggapi perwakilan pendemo di Ruang Bina Praja mengatakan, jika rekomendasi UMK Kabupaten Magelang yang diajukan ke Gubernur itu, sudah melalui proses panjang. “Untuk memutuskan UMK sebesar Rp 1,4 juta itu, sudah melalui proses panjang dengan melibatkan semua pihak yang terkait. Jadi tidak mudah. Energi yang kami curahkan juga besar untuk memutuskan hal itu,” katanya. (ich)
Berita Lainnya