Curhat Nakes Bakal Disuntik Vaksin Covid-19: Kalau Jadi Bahan Percobaan Ya Takut

BNews—NASIONAL— Sejumlah tenaga kesehatan (nakes) mengaku khawatir menjadi golongan yang pertama mendapat vaksin covid-19. Ketakutan ini timbul lantaran belum ada informasi terkait dengan keamanannya.

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) justru akan mendorong untuk mendapatkan vaksin. Baik nakes, termasuk para dokter untuk menjadi contoh dari program vaksinasi covid-19.

Di sisi lain, produsen vaksin asal Tiongkok, Sinovac, belum mengkonfirmasi tingkat efikasi vaksin (manfaat bagi individu yang menerima imunisasi). Pemerintah meyakinkan bahwa tahapan vaksin sudah sesuai rencana termasuk melibatkan para ahli.

Salah seorang perawat yang mengaku khawatir adalah erni, bukan nama sebenarnya. Wanita yang bekerja di rumah sakit rujukan covid-19 ini khawatir karena akan menjadi yang pertama. Lebih-lebih belum ada jaminan keamanan terkait efek sampingnya.

”Kalau jadi bahan percobaan, ya, takut. Karena kan, dibilang. Itu tahap uji coba. Terus misalnya saya punya komorbid (penyakit penyerta) yang berbahaya… Bisa terjadi bahaya ke saya,” katanya seperti dikutip dari BBC News Indonesia, Selasa (15/12).

Hingga hari ini, Erni mengaku belum mendapat informasi terkait vaksin yang akan disuntikkan ke dalam tubuhnya. ”Kayaknya harus dikasih tahu, vaksin itu seperti apa, kandungan-kandungannya dan dampak-dampaknya,” katanya.

Nakes lain, Rukman, nama samara, turut menyatakan keraguannya untuk menjadi yang pertama disuntik vaksin Covid-19. ”Karena ini baru uji coba tahap pertama, terus orang pertamanya itu nakes-nya dulu. Kalau ada yang pertama bukan nakes, ada yang berhasil, ya, nggak akan ragu,” ungkapnya.

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah, menilai pemerintah perlu memberikan jaminan keamanan kepada nakes yang akan menerima vaksin.

”Ini mungkin kaitannya, pemerintah bisa meyakinkan masyarakat termasuk Nakes. Bahwa vaksin ini sudah aman karena beberapa waktu yang lalu, pertentangan terhadap vaksin ini masih cukup sengit,” terang Harif. 

Harif juga meyakini pemerintah tak akan gegabah memberikan vaksin terhadap tenaga kesehatan yang ia sebut sebagai kelompok vital dalam penanganan Covid-19.

”Saya kira, negara ini tidak akan gegabah memberikan vaksin pada kelompok-kelompok yang sangat kritis. Yang artinya punya peran yang sangat kritis, sangat vital dalam konteks bukan hanya pandemi,” urainya.

”Saya ambil contoh diberikan kepada TNI-Polri, negara (memang) mau memberikan kepada TNI-Polri yang berakibat TNI-Polri lemah,” imbuhnya. (han)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!