Di Sleman, Sejumlah Dusun Lockdown Mandiri dan Tutup Akses Masuk
BNews—SLEMAN—Inisiatif warga di Kabupaten Sleman untuk melindungi diri sendiri sangat kuat. Di beberapa dusun bahkan menerapkan lockdown secara mandiri.
Mereka menutup akses masuk dan keluar desa secara semi permanen. “Kami menutup (akses masuk) seluruhnya. Satu akses masuk ada yang berjaga bergantian,” kata Ketua RT 01 Dusun Randu, Wantoro saat dikonfirmasi, Jumat, 27 Maret 2020.
Wantoro menjelaskan Dusun Randu, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, menjadi salah satu yang lockdown. Warga yang terdiri dari RT 1, RT 2, dan RT 3 hanya memberlakukan akses satu pintu untuk keluar masuk.
Lockdown tersebut menjadi inisiatif warga untuk menghentikan potensi penyebaran virus korona covid-19. Bagi siapa saja yang akan masuk harus melalui pendataan, khususnya pemudik dari luar daerah.
Ia menyebut ada 11 kepala keluarga (KK) di dusun tersebut yang merantau di kawasan Jakarta. Menurut dia masyarakat hanya ingin memastikan kondisi warga bisa dipastikan keamanan dan kesehatannya.
“Kami juga mengirimkan foto ke keluarga yang merantau, memberitahu. Kalau ada yang mau mudik, diimbau untuk menunda dulu.” jelas lelaki 39 tahun itu.
Sementara Camat Pakem, Suyanto, mengatakan situasi itu menjadi respon masyarakat atas penyebaran wabah virus korona. Ia mengatakan tak ada perintah pemerintah untuk melakukan hal itu.
Laporan yang Suyanto dapatkan, ada sekitar lima dusun melakukan lockdown. Lima dusun itu di antaranya di Desa Hargobinangun, Desa Pakembinangun, dan Desa Candibinangun.
“Kami sudah mengumpulkan kades (kepala desa). Kami minta agar tulisan (lockdown) itu untuk di lepas,” kata Suyanto.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, menilai keputusan lockdown di tingkat dusun menjadi rasa kepedulian kepada keluarga dan orang sekitar. Menurut dia, langkah itu justru memudahkan pemantauan warga yang baru datang.
“Bukan maksud untuk melarang tapi untuk menghindari penyebaran covid-19. Ini bagus karena masyarakat sadar untuk kesehatan wilayahnya,” kata Sri. (wan/her)