Gibran Jadi Cawapres Prabowo Buat PDIP Kecewa, ini Kata Jokowi
BNews-NASIONAL– Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak untuk memberikan komentar mengenai pernyataan PDIP yang merasa kecewa setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto. Saat ditanya di Bali pada hari Selasa (31/10/2023), Jokowi hanya tersenyum.
“Saya tidak ingin mengomentari,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP telah memberikan perlakuan istimewa kepada Jokowi dan keluarganya. Namun, PDIP merasa ditinggalkan oleh mereka.
“Kami sangat mencintai dan memberikan perlakuan istimewa yang besar kepada Presiden Jokowi dan keluarganya, tetapi kami merasa ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar norma-norma kebaikan dan konstitusi,” ujar Hasto seperti dikutip oleh CNN Indonesia pada Minggu (29/10/2023).
Menurut Hasto, pada awalnya pihaknya hanya berdoa agar hal ini tidak terjadi, namun kekhawatiran mereka ternyata benar-benar terjadi.
Hasto juga menyebutkan peran penting para pendukung, anggota, dan kader partai dalam lima pemilihan kepala daerah dan dua pemilihan presiden terakhir. Menurutnya, ini adalah bukti cinta mereka kepada Jokowi.
“Namun, setelah mendengarkan apa yang disampaikan oleh Butet Kartaredjasa, Goenawan Mohamad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi, dan lain-lain, serta para ahli konstitusi, tokoh pro demokrasi, dan gerakan masyarakat sipil, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami,” ungkap Hasto.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Terlebih lagi, masuknya putra sulung Jokowi, yaitu Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden di kubu lawan dianggap sebagai tindakan penentangan politik terhadap konstitusi.
“Indonesia adalah negara yang rohani. Di sini, moralitas, nilai kebenaran, dan kesetiaan sangat dihargai. Apa yang terjadi dengan pencalonan Gibran sebenarnya adalah tindakan penentangan politik terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia,” ujarnya.
“Semua ini juga dipadukan dengan manipulasi hukum di Mahkamah Konstitusi. Saya bahkan menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf mereka diambil alih. Ada yang mengatakan masa jabatan saya hanya seumur hari; bahkan ada yang mengatakan betapa beratnya tekanan kekuasaan,” tambahnya. (*/cnbc)