HEBOH !!!! SHOPEE Akan Lakukan PHK Massal Ke Pegawainya
BNews–NASIONAL-– Kabar mengejutkan datang dari salah satu market place ternama, yakni Shopee. Dimana mereka disebut akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal di seluruh wilayah operasional.
Seperti dilansir Bisnis.com, Senin (13/6/2022), kabar ini seiring dengan badai PHK yang tengah dihadapi startup. Mengutip Tech in Asia, PHK tersebut akan berimbas kepada lini bisnis ShopeeFood dan ShopeePay.
Sebagai informasi, perusahaan e-commerce yang berbasis di Singapura ini tercatat memiliki wilayah bisnis di Asia Tenggara, Taiwan, Brasil, Meksiko, Chili, dan Kolombia.
Adapun keputusan tersebut telah diumumkan kepada karyawan dalam pertemuan yang dipimpin oleh seorang eksekutif dari Sea Group, perusahaan induk Shopee. Akan tetapi, eksekutif tidak menjelaskan alasannya.
Staf Shopee diberitahu akan mendapatkan pemberitahuan melalui email yang berisi nama-nama karyawan yang terkena dampak.
Adapun hal ini terjadi hanya beberapa bulan setelah tersiar kabar keputusan Shopee untuk menutup operasinya di India, memberhentikan lebih dari 300 pekerja di negara itu.
PHK tersebut muncul di tengah kondisi keuangan perusahaan yang serba sulit akibat tekanan ekonomi yang terindikasi dipicu sejumlah faktor. Dari mulai tren naiknya suku bunga AS, kondisi makro ekonomi yang saat ini terjadi, hingga efek transisi pasca-pandemi Covid-19.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Bila kabar tersebut benar, Shopee akan menambah daftar perusahaan berbasis teknologi yang mengurangi karyawan. Adapun dari sisi kinerja keuangan, Sea Group, induk Shopee mengalami perbaikan pendapatan pada kuartal I/2022. Akan tetapi sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari lini Garena yang bermain di industri gim.
Pada tiga bulan pertama ini, pendapatan Sea Group naik 64,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$2,9 miliar. Namun rugi bersih perseroan naik 37,4 persen yoy menjadi US$580,13 juta. Adapun lini bisnis Shopee, kendati masih mencatat rugi, menunjukan perbaikan.
Hal ini di antaranya terlihat dari transaksi yang naik 71,3 persen yoy menjadi US$1,9 miliar dan GMV yang tumbuh 38,7 persen, menjadi US$17,4 miliar.
Sebagai catatan, Shopee juga saat ini tengah berhadapan dengan sejumlah kondisi ekonomi, seperti inflasi dan kenaikan suku bunga yang akan menahan laju konsumsi.
Shopee juga diketahui telah menutup bisnisnya di Prancis yang baru berumur 5 bulan, karena tidak sesuai dengan ekspektasi.
Belum lama ini, Shopee menutup bisnis di India setelah 6 bulan beroperasi dan memutus hubungan kerja 300 karyawan di sana.
Sementara itu, di Asia Tenggara, kompetisi bisnis pesan-antar makanan daring dengan Grab dan GoTo terbilang ketat. Sebagaimana diketahui, Grab dan GoTo telah lebih dahulu membuka bisnis pesan-antar makanan secara daring.
Berdasarkan laporan dari DataIndonesia.id sejumlah pemain lawas dan besar masih menguasai industri pesan-antar makanan daring.
Per akhir 2021, Grabfood dan Foodpanda masih menguasai industri tersebut dengan GMV tertinggi. Grabfood dalam hal ini memuncaki posisi penguasa pasar pesan-antar makanan daring dengan nilai sebesar US$7,6 miliar.
Di posisi kedua ada Foodpanda dengan nilai GMV per akhir 2021 sebesar US$3,4 miliar. Sementara di posisi ketiga, bertengger Gofood milik GoTo yang memiliki nilai GMV pada periode yang sama sebesar US$2 miliar.
ShopeeFood menempati posisi keempat dengan nilai GMV sebesar US$900 juta per akhir 2021.
Sebagai catatan, PHK yang terjadi pada startup ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Beberapa startup terkenal dan besar juga melakukan PHK pada tahun ini seperti Netflix dan Robinhood.
Di Indonesia sendiri, jika ditotal, sejak akhir kuartal I/2022 ada sejumlah perusahaan startup kondang yang telah melakukan PHK seperti TaniHub, SiCepat, LinkAja hingga Pahamify. (*)