BNews–BOROBUDUR-– Spesial Perception sebuah tema yang diangkat dalam pameran lukisan di Galeri Limanjawi Art Borobudur Magelang (19/1/2020). Dimana delapan seniman lukis asal Bali ini menunjukan karyanya mulai hari ini.
Para seniman ini menunjukkan persepsinya tentang sesuatu hal melalui karya visual yang berbeda-beda. “Karena para seniman memiliki cara pandang yang berbeda-beda dengan bahasa visual mereka,” terang I Made Susanto Dwi Tanaya, kurator pameran lukisan di sela-sela pembukaan pameran.
Dijelaskannya juga, bahwa ketika seniman berpersepsi atas obyek atau sesuatu, maka dia akan mengungkapkan lewat karya visual yang menjadi spesial. Misal Dewa Made Mustika yang mengangkat soal alam.
“Dia melakukan pendekatan secara simbolik, misal berbicara tentang ‘senja’, ia menganalogikan dengan alunan musik seperti seruling. Ada seorang perempuan menari dan laki-laki meniup seruling,” imbuhnya.
Kemudian ada perupa lain, yang memotret tentang memori dimana dia memotret kebudayaan tentang Bali di masa kolonial. Juga ada pelukis yang mengangkat tentang tradisi Bali, seperti gotong royong.
“Jadi para seniman ini memiliki cara pandang berbeda dalam memvisualkan sesuatu,” ungkapnya.
Ditanya kenapa memilih di Borobudur menggelar pameran ini, I Made Susanto menjelaskan karena tempat ini memiliki spirit tersendiri, sebagai sqalah satu warisan budaya dunia. “Kesenian sangat dekat dengan kebudayaan, maka hal ini menjadi salah satu apresiasi para seniman yang cinta kebudayaan,” jelasnya.
Sementara Pemilik Galeri Limanjawi Art, Umar Chusaeni mengatakan, di gelarnya pameran lukisan oleh seniman Bali di Borobudur ini, menunjukkan bahwa kreasi seniman tidak hanya berkutat di satu tempat saja yang pasti ada titik jenuh. Para seniman ini ingin selalu menunjukkan sesuatu yang berbeda dalam setiap perkembangannya.
“Borobudur di Magelang Jawa tengah, menjadi salah satu tempat yang dilihat di mata seniman sebagai pusat seni dan budaya. Para seniman asal Bali ini sangat antusias untuk menunjukkan karya mereka, yang bisa di apresiasi oleh masyarakat Magelang Jateng dan sekitanya,” terang Umar yang juga ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI).
Umar juga menyebutkan, ada kekuatan spiritual antara bali yang merupakan pulau dewata dan Borobudur yang merupakan peninggalan umat Budha. “Hal itu menjadi kekuatan atau keinginan untuk selalu bersinergi,” tandasnya.
Sementara itu, ke 8 pelukis yang menggelar pameran antara lain Dewa Made Mustika, Dewa Made Johana, Ida Bagus Komang Sindu Putra, I Gusti Agung Bagus Ari Marutha, Made Gede Putra, I Nyoman Arisana, Putu Sastra Wibawa dan Widhi Kartiya Semadi. Jumlah lukisan yang dipamerkan sebanyak 35 termasuk patung dan instalasi. (bsn)