Irigasi Mampet, Petani Borobudur Gagal Panen
BNews—BOROBUDUR— Petani Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang menjerit karena hampir 4-5 bulan mengalami gagal panen. Pasalnya air di irigasi mampet sehingga proses produksi pertaniannya kurang maksimal.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dusun Kujon, Heri Agus Setiawan yang menerangkan bahwa kurang lebih sebanyak 15 hektar sawah mengalami gagal panen.”Banyak petani mengeluhkan bahwa air di irigasi tidak mengalir dikarenakan rusaknya saluran di daerah Ngasinan Desa Kembanglimus Kecamatan Borobudur,” katanya (20/2).
Diketahui bahwa saluran irigasi tersebut bersumber dari Kali Krasak wilayah Salaman.”Sebenarnya tidak hanya lahan pertanian di daerah Kujon saja yang terdampak, namun daerah Wanurejo juga terkena imbasnya karena tidak mengalirnya irigasi dari sumber yang sama,” imbuhnya.
Beberapa bulan ini para petani mengsiasatinya dengan bercocok tanam jenis palawija dimana tidak membutuhkan banyak air.”Berbedan dengan para petani padi, mereka tentunya kewalahan karena membutuhkan supplay air yang banyak dan konsisten, sedangkan saluran irigasi saat ini banyak ditumbuhi akar ilalang karena lama tidak teraliri air,” paparnya.
Sementara salah satu warga Ngasinan Desa Kembanglimus Kecamatan Borobudur mengatakan bahwa air di irigasi mereka mengalir.”Meskipun mengalir namun jumlah pasokan air yang mengalir dalam irigasi tersebut tidak mencukupi jika harus mengalir sampai wilayah Kujon dan Wanurejo,” katanya.
“Hal ini ditambah pula dengan kerusakan saluran irigasi di daerah Ngasinan sehingga wilayah timur tidak bisa teraliri, meskipun kalau hujan air melimpah namun aliran masuk ke persawahan area Kembanglimus,” paparnya.
Dan pihak terkait dalam hal ini diwakilakan oleh Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Eko Widi, menyampaikan, akan segera melihat kerusakan irigasi yang dimaksud.“Segera akan saya kirim tim untuk meninjau ke lapangan, untuk melihat kerusakan tersebut, dan melakukan koordinasi dengan dinas terkait,” pungkasnya. (bsn)