Pasokan Menipis, Ganjar Dorong Bawang Putih Jadi Komoditas Prioritas
BNews—SEMARANG— Pasokan bawang putih di Indonesia saat ini sangat turun drastis hingga membuat harga melambung. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap pemerintah pusat menjadikan bawang putih sebagai komoditas prioritas.
Permintaan Ganjar bukan tanpa sebab. Sampai saat ini, 95 persen pasokan bawang putih di Jawa Tengah bergantung dari Tiongkok.
Sementara akibat mewabahnya virus Corona di Tiongkok membuat impor produk dari negara tersebut dibatasi. Ia mengatakan, momentum ini mesti dimanfaatkan untuk menggenjot pertanian bawang putih lokal.
”Ini momentum buat pertanian kita khususnya bawang,” kata Ganjar, kemarin, (11/2).
Tutur dia, musibah tersebut harus diambil barokahnya, yakni dengan berdiri di kaki sendiri (berdikari). Apalagi Jateng memiliki 2.573 hektare lahan pertanian bawang putih dengan kemampuan produksi 195.472 kilogram.
Luasan itu tersebar hampir di seluruh wilayah pengunungan di Jateng. Seperti Tawangmangu, SIndoro, Sumbing hingga Tegal.
”Itu sebenarnya bagian untuk mendorong kekurangan ini. Cuma ngejar waktu tidak bisa. Maka harus ada crash program (percepatan) untuk meningkatkan produksi ini,” tuturnya.
Sementara untuk pembibitan, beberapa pihak telah membantu meningkatkan pertananian bawang putih di Jateng, salah satunya Bank Indonesia. Namun bila tidak ada crash program untuk menghadapi kelangkaan itu, dikhawatirkan upaya penyebaran bantuan bibit itu gagal.
”Kalau ini barangnya (bawang putih) tidak cepat masuk, bibitnya nanti dijual dan dikonsumsi. Nah ini akan semakin memperpanjang (masalah) lagi,” ujarnya.
Mengatasi kelangkaan dan lonjakan harga yang mencapai Rp50 ribu sampai Rp70 ribu perkilogram, Ganjar berharap pemerintah pusat segera membuka keran impor. Sebagai contoh, alternatif lain bisa dikirim dari India meskipun secara kualitas masih di bawah bawang putih Tiongkok.
Ganjar kemudian segera melakukan koordinasi dengan Menteri Perdagangan dan Mentri Pertanian. Dalam teleponnya, ia berharap mudah-mudahan dari pusat bisa lebih cepat untuk melakukan impor karena pasokan di Jateng sangat turun drastis.
”Karena kurang maka harus dipercepat impor untuk stabilisasi harga agar inflasi bisa ditekan,” tandasnya. (lhr/han)