Puluhan Kambing Mati Diduga Dimangsa Anjing Hutan
BNews—WONOGIRI— Puluhan ekor kambing di Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Wonogiri, dilaporkan mati dengan bekas luka gigitan dibagian leher hingga perut. Diduga, hewan ternak itu mati karena dibunuh hewan buas misterius.
Informasi yang dihimpun, peristiwa matinya ternak kambing itu terjadi sejak tiga hari belakangan, tepatnya pada Jumat malam (8/2). Hewan tersebut ditemukan sudah dalam keadaan mati dengan luka bekas gigitan.
Kapolres Wonogiri AKBP Christian Tobing mengatakan, saat ini aparat kepolisian telah melakukan kordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Solo, Dokter Hewan dan Kepala Desa Ngambarsari. Ia menegaskan, kematian 28 ekor kambing secara misterius itu masih dalam penyelidikan petugas.
”Ditemukan indikasi, ternak kambing tersebut mati akibat serangan binatang buas. Akan tetapi hewan buas jenis apa kini masih dalam penyelidikan untuk mengungkap lebih jelas kejadian tersebut,” tegas Christian Tobing, Senin (10/2).
Terang dia, hasil penyelidikan di lokasi kejadian, pihaknya menemukan kambing yang mati terdiri dari jenis gembel atau domba. Pada bagian leher dan perut, ditemukan bekas luka gigitan hewan buas. Sedang kambing kecil alias cempe dikabarkanselamat.
”Kejadian ini pertama kali diketahui pemiliknya saat pagi hari, ketika mendatangi kandang untuk memberikan pakan. Diduga pada malam atau di waktu fajar, hewan buas tersebut telah melakukan serangan,” ungkapnya.
Tim gabungan terdiri personel Polsek, Koramil, dokter hewan, petugas BKSDA dan pamong desa, menemukan bekas gigitan pada leher dan perut kambing yang memiliki jarak luka dua sentimeter. Melihat pola noda gigitan, diduga dilakukan serigala atau anjing hutan yang hidup liar.
”Tetapi, di lokasi kejadian, tim gabungan tidak menemukan jejak tapak kaki dari hewan yang memangsa kambing-kambing tersebut. Hasil pendataan 28 ekor kambing mati dan empat lainnya hidup. Pada kambing yang menjadi serangan hewan buas tersebut, diperintahkan untuk segera dikubur dan dilarang untuk dikonsumsi,” terang salah satu petugas. (eni/han)