Sejarah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei
BNews–SEJARAH– Informasi yang kami sampaikan dalam artikel Sejarah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei dibawah kami kutip dari blog yang khusus membahas sejarah hari-hari besar Nasional dan Internasional www.enkosa.com. Selamat membaca!
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei – Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.000 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke (hasil survey terbaru oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan). Berbagai suku, bahasa, dan agama juga menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Sekecil apapun gesekan yang terjadi di masyarakat akan berakibat fatal. Sering kita saksikan beberapa peristiwa yang merobek rasa nasionalisme. Perang antar suku, pemberontakan, perkelahian, dan lain-lain yang dapat memicu disintegrasi bangsa.
Untuk mencegah terjadinya konflik dan gesekan antar suku, agama dan ras. Maka dari itu diperlukan rasa Nasionaliseme yang tinggi agar Semboyan Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya menjadi semboyan belaka, tetapi benar-benar dapat menjiwai tingkah laku seluruh masyarakat di Indonesia.
Periode ini merupakan salah satu efek dari politik etis yang telah diperjuangkan sejak era Multatuli. Pada tahun 1912 partai politik pertama Indonesia Indische Partij didirikan. Pada tahun ini Partai Serikat Dagang Islam (Solo) didirikan oleh Haji Samanhudi, kemudian KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta dan Dwijo Soewoyo bersama kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bumi Putera di Magelang, Jawa Timur.
Soewardi Soeryoningrat yang tergabung dalam Boemi Poetera Committee, menulis Buku dengan judul Als ik eens Nederlander was (If I was a Dutchman) pada tanggal 20 Juli 1913, yang memprotes keras rencana pemerintah Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Hindia Belanda .
Karena tulisan inilah dr Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi Soeryoningrat dihukum yang kemudian diasingkan ke Belanda dan Bangka, tetapi “karena mereka bisa memilih”, keduanya memilih diasingkan ke Belanda. Dalam pengasingan tersebut, Soewardi benar-benar menimba ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena beliau sakit maka beliau harus dipulangkan kembali ke Indonesia.
Dibawah ini adalah tokoh sejarah kebangkitan nasional antara lain: Gunawan, Soetomo, dr. Tjipto Mangunkusumo, dr. Douwes Dekker, dan Soewardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara). 20 Mei 1908 yang merupakan hari berdirinya Boedi Oetomo, maka ditetapkanlah hari tersebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Sejarah Singkat Boedi Oetomo
Bangsa Indonesia yang dijajah Belanda, hidup dengan penderitaan, dan kebodohan selama ratusan tahun. Bahkan tingkat kecerdasan masyarakatnya sangat rendah. Ini adalah pengaruh sistem kolonialisme yang terus menerus “membodohi” rakyat dengan cara melarang masyakarat pribumi menimba ilmu.
Politik Kolonialisme Yang Terlihat Jelas
Pengajaran sangat kurang. Meskipun setelah penjajahan selama 250 tahun tepatnya tahun 1850 Belanda mulai menyediakan anggaran untuk anak-anak Indonesia, namun anggaran tersebut sangat kecil.
Pendidikan yang diberikanpun tidak banyak, bahkan pengajarannya hanya ditujukan untuk menciptakan pekerja yang melek huruf dan demi kepentingan perusahaan saja.
Situasi yang sangat buruk ini membuat dr. Wahidin Soedirohoesodo yang awalnya berjuang melalui surat kabar Retnodhumilah telah menghimbau kelompok priyayi Bumiputera untuk membentuk dana pendidikan.
Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil, sehingga dr. Wahidin Soedirohoesodo harus terjun ke lapangan dengan memberikan orasi secara langsung.
Pendirian Boedi Oetomo
Dengan motor dari Soetomo tersebut, muncul keinginan di kalangan mahasiswa STOVIA di Jakarta untuk menjalin silaturahmi antar mahasiswa guna meningkatkan kecepatan upaya mengejar ketertinggalan bangsa.
Langkah pertama yang ditempuh Soetomo dan beberapa temannya adalah mengirimkan surat untuk mencari kontak dengan pelajar di kota lain diluar Jakarta, misalnya: Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Magelang.
Pada hari Sabtu tanggal 20 Mei 1908 pukul 09.00, Soetomo dan teman-temannya: M. Soeradji, M. Muhammad alim, M. Soewarno, M. Goenawan, Soewarno, dan R.M. Goembrek. Berkumpul di ruang kuliah anatomi. Setelah semua dibahas matang, mereka sepakat memilih “Boedi Oetomo” sebagai nama perkumpulan yang baru saja mereka dirikan.
Demikianlah ulasan tentang Sejarah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei semoga bermanfaat. (adv)