Studi Banding Di Magelang, Para Petani Kopi Di Manggarai Langsung Diringkan Kafe
BNews–MAGELANG-– Pulang belajar atau studi banding terkait kopi di Magelang para petani ini membawa hasil. Dimana para petani kopi di Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) langsung membuat sebuah kafe kopi di daerahnya.
Para petani kopi NTT yang terhimpun dalam Asosiasi Petani Kopi dan Jahe Manggarai (Apekam) sempat mengikuti beragam pelatihan usaha dan studi banding. Salah satunya di wilayah Magelang Jawa Tengah.
Ketua Apekam Petrus Salestinus mengatakan pendirian kafe yang berada di Jalan Trans Flores itu berkat inspirasi dari hasil studi banding. Yakni saat belajar pengelolaan kopi di Magelang Jawa Tengah dan Banyuwangi Jawa Timur.
Dimana pelatihan tersebut, katanya difasilitasi oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) pada Maret lalu. Pihaknya mendapat banyak masukan dari BPOLBF, terutama konsep-konsep maupun asal mula gagasan pendirian usaha kafe tersebut.
“Sejak saat itu kami kami berpikir untuk membuka kafe ini dan siap mengaktualisasikan kegiatan itu salah satunya dengan mendirikan kafe ini,” kata Petrus (25/5/2021). dikutip tempo.
Kafe tersebut akhirnya diberi nama Bengkes Coffe. Menu utama yang disajikan adalah jenis arabika S795, arabika yellow catura dan andong sari; serta Robusta. Selain itu, ada teh cascara (coffee cherry tea) yang berbahan dasar kulit kopi yang sudah dikeringkan.
“Kehadiran kafe yang kami namakan Bengkes Coffe ini sebagai upaya meningkatkan nilai jual para petani kopi di Manggarai dengan suguhan utama kopi arabika,” kata Petrus.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Menurut Petrus, kafe ini bukan sekadar menjadi tempat minum kopi dan bersantai. Kafe ini juga menjadi tempat berdiskusi bagi para petani kopi anggota Apekam. “Sehingga keseluruhan aktivitas dan progres Apekam mampu memberi kesejahteraan bagi anggotanya yaitu para petani kopi itu sendiri,” ujarnya.
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengapresiasi Apekam yang berupaya mewujudkan secara konkrit ilmu yang didapat dari berbagai diskusi; yakni bersama dan hasil pengamatan dari studi banding.
“Ini luar biasa, bayangkan hanya dalam waktu 14 hari yang awalnya cuma ngobrol santai, namun saat ini Apekam berhasil membuat kafe ini,” kata dia. (*)