Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Wali Kota Magelang: Kirab Cap Go Meh Wujud Toleransi

BNews—MAGELANG— Peringatan Cap Go Meh di Kota Magelang berlangsung meriah dengan kegiatan kirab beragam kesenian tradisional. Turut hadir Wakil Wali Kota Magelang, Gubernur Akmil, Kapolres Magelang Kota, Dandim 0705/Magelang, Sekda Kota Magelang, dan tokoh lintas agama.

Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengatakan bahwa Cap Go Meh merupakan wujud toleransi masyarakat yang harus dipertahankan.

“Warga Magelang harus belajar banyak tentang toleransi dan kita harus pertahankan bahwa Kota Magelang ini menjadi rumah bersama yaitu toleransi,” kata Aziz, Minggu (5/2/2023).

Cap Go Meh diadakan oleh umat Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang yang melibatkan sekitar 20 kelompok kesenian tradisional. Kirab dimulai dari depan Kelenteng menuju Jalan Pemuda (Pecinan) hingga kawasan Shopping Center.

Aziz melanjutkan, toleransi mengajarkan akan kesetaraan antar-manusia. Di hadapan Tuhan manusia yang paling mulia adalah yang banyak menebar kebaikan.

“Kita ini sejajar tidak ada yang lebih tinggi, tidak ada yang lebih rendah, tidak ada mayoritas dan tidak ada minoritas, sama semua. Di hadapan Tuhan yang paling mulia adalah yang banyak kebaikan,” tandasnya.

IKUTI BOROBUDUR NEWS di GOOGLE NEWS (KLIK DISINI)

Aziz sangat mengapresiasi kirab Cap Go Meh tahun ini karena melibatkan beragam kesenian tradisional khususnya Jawa, meskipun diadakan oleh warga keturunan Tionghoa. Ditambah penampilan drumband dari Akademi Militer (Akmil) Magelang.

“Tidak hanya sekadar barongsai yang ditampilkan, tetapi budaya lokal bisa ditampilkan. Mudah-mudahan ke depan akan menampilkan seperti itu, sehingga masyarakat bisa terhibur,” imbuhnya.

Penasihat TITD Liong Hok Bio David Herman Jaya mengatakan kegiatan ini melibatkan kesenian tradisional sebagai wujud kebersamaan. Kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang diadakan sekitar sepekan setelah Tahun Baru Imlek.

“Kegiatan ini sudah berjalan tiap tahun, merupakan kebersamaan budaya, Bhinneka Tunggal Ika, kita harus bersama dengan budaya lokal,” ujar David.

Setelah kirab, ada pembagian sekitar 3.000 lontong Cap Go Meh kepada masyarakat secara gratis. Lontong Cap Go Meh adalah budaya Tionghoa yang ada di Indonesia. (*)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!