Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Webinar CIMA: Mengupas Keberhasilan Pengusaha Tiongkok

BNews—NASIONAL— MarkPlus, Inc. bersama dengan China Indonesia Management Association (CIMA) mengadakan webinar series pertama episode kedua pada Sabtu (24/4/2021). Acara ini bertajuk Cross Cultural Dialogue Series: Understanding Chinese Culture in Business.

Dalam webinar ini, turut hadir sebagai pembicara yakni Menteri BUMN 2011-2014 Dahlan Iskan dan Yusuf Daud seorang Sufi Practitioner.

“Tiongkok memiliki sejarah yang sangat panjang dalam bidang ekonomi. Kesuksesan masyarakat Tiongkok dalam bidang ekonomi tentu dapat ditiru oleh para pengusaha Indonesia. Melalui webinar ini diharapkan dapat membagikan cara berpikir pengusaha Tiongkok agar karyawan dan partner di Indonesia dapat lebih mengerti rahasia kesuksesan masyarakat Tiongkok,” ujar Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc. sekaligus Co-Founder CIMA.

Sementara itu Chairman CIMA, Arief Harsono mengatakan bahwa perkembangan ekonomi politik Tiongkok telah terlihat pada tahun 1978 setelah Revolusi Budaya.

“Ekonomi Tiongkok meningkat tajam di kancah internasional, diikuti dengan naiknya standar hidup rakyatnya. Bahkan negara ini terkenal inovasi produk teknologinya. Salah satu produk teknologi cina yg kontroversial adalah artificial intelligent atau kecerdasan buatan” kata Arief.

Dalam webinar tersebut, Dahlan Iskan pada mulanya mengemukakan pengalamannya saat berkunjung ke China. Menurutnya, para pengusaha di negara tersebut sangat menghormati tamu.

”Mereka menyediakan 40 jenis hidangan makanan saat itu, tidak ada babi, tidak ada alcohol. Mereka tahu saya seorang muslim,” ujar dia.

Lanjut Dahlan, kekuatan ekonomi Tiongkok tidak terlepas dari nilai-nilai budaya Konfusianisme dan Taoisme yang diterapkan oleh masyarakatnya.

”Sikap adaptasi dan saling menghormati budaya sangat penting bagi mereka. Dan nantinya, hal ini berpengaruh untuk perkembangan ekonomi,” imbuhnya. (mta)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!