Begini Sejarah Hari Buku Nasional yang Diperingati Setiap 17 Mei
BNews—MAGELANG— Indonesia memperingati Hari Buku Nasional setiap tanggal 17 Mei. Tetap pada hari ini, Senin (17/5/2021), merupakan Hari Buku Nasional yang ke-19.
Hari Buku Nasional yang juga dikenal sebagai Harbuknas memang baru ditetapkan pada tahun 2002. Penggagas atau tokoh di balik hari peringatan ini adalah Menteri Pendidikan Nasional era Kabinet Gotong Royong, Abdul Malik Fadjar.
Melansir Kompas, 20 Mei 2021, pada 17 Mei malam ketika itu, Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar merencanakan 17 Mei menjadi Harbuknas.
Rencana itu dilatarbelakangi kondisi bangsa Indonesia yang ketika itu masih lebih banyak mempertahankan tradisi lisan dibanding menjawab tuntutan informasi dengan banyak membaca.
Sederhananya, secara umum masyarakat masih memiliki tradisi percakapan panjang dibandingkan dengan kebiasaan membaca. Ide ini semula datang dari masyarakat pencinta buku yang ingin memacu tingkat minat baca di masyarakat.
Bahkan mereka menginginkan perayaan Harbuknas dapat berlangsung meriah sebagaimana perayaan hari kasih sayang.
“Kami ingin agar peringatan Hari Buku seperti Valentine’s Day, di mana pada hari itu setiap orang memberi sebuah buku kepada orang lain,” jelas Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) ketika itu, Arselan Harahap.
Namun, Mendiknas menyadari sepenuhnya keinginan ini bukan sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Membuat masyarakat yang terbiasa dengan budaya lisan kemudian menjadikannya gemar membaca buku merupakan sesuatu yang butuh upaya ekstra.
Apalagi pada generasi muda yang sudah banyak terpapar dengan media dan teknologi komunikasi seperti telepon suara dan video. Namun Malik menilai membaca memiliki fungsi strategis, salah satunya mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan.
Download Aplikasi Borobudur News (Klik Disini)
Dikutip dari bobo.grid.id, 17 Mei juga bertepatan dengan peringatan pendirian gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia atau Perpusnas. Perpusnas sendiri didirikan di Jakarta pada 17 Mei 1980.
Nah, Hari Buku Nasional ini diperingati bukan tanpa alasan atau hanya ingin mengikuti Hari Buku Sedunia saja. Tujuan Menteri Pendidikan saat itu menetapkan Hari Buku Nasional ini adalah untuk meningkatkan minat baca.
Saat itu, minat baca di Indonesia masih rendah, yaitu rata-ratanya hanya sekitar 18.000 judul buku per tahun. Kalau dibandingkan, kita tertinggal sangat jauh dengan Tiongkok.
Rata-rata minat baca masyarakat Tiongkok adalah 140.000 judul buku per tahun. Dengan adanya Hari Buku Nasional ini, diharapkan masyarakat jadi lebi suka membaca.
Hari Buku Nasional ini juga diharapkan bisa meningkatkan penjualan buku. Karena penjualan buku akan meningkat kalau permintaan dari masyarakat juga meningkat.
Nah, itulah kenapa Hari Buku Nasional diperingati setiap tanggal 17 Mei. (mta)