Tiga Kali Warga Kampung Di Jateng Ini Tergusur Proyek Jalan Tol, Kok Bisa ?
BNews–JATENG– Berkali-kali terdampak proyek jalan tol, warga Desa Kandangan, Kabupaten Semarang menyatakan tetap mendukung pembangunan jalan tol Yogyakarta-Bawen. Mereka berharap, Proyek Strategis Nasional (PSN) itu bermanfaat untuk khalayak luas.
Seorang warga Kandangan M Solikin mengaku sudah tiga kali terdampak proyek pembangunan jalan tol. Pertama pembebasan lahan untuk jalan tol Ungaran-Bawen, kemudian Bawen-Salatiga, dan perkuatan simpang susun jalan tol.
“Saya sudah tiga kali ikut kegiatan seperti ini. Pertama itu tahun 2011, 2014, 2016 dan ini 2022 (tol Yogya-Bawen) yang keempat. Dalam hati kecil kalau kena rumah ya kurang legawa, tapi kita sebagai warga negara yang baik ya kita dukung. Saya ikhlas ini program pemerintah,” sebutnya, setelah mengikuti Konsultasi Publik Pengadaan Tanah untuk kepentingan publik, di Aula Balai Desa Kandangan, Senin (7/3/2022).
Solikin menyebut, kini tanahnya yang terkena proyek tol Yogyakarta-Bawen berupa tegalan. Namun pada tahun-tahun sebelumnya, properti yang terkena adalah rumah.
Ia sempat terkendala saat mencari rumah pengganti di wilayah kampungnya. Namun setelah mencari, ia akhirnya bisa membeli tanah dan membuat rumah dari hasil uang ganti kerugian tol.
Selain dirinya, menurut Solikin, banyak di antara tetangganya yang berkali-kali terdampak pembangunan jalan bebas hambatan. Namun, dari uang ganti kerugian, warga bisa menyisihkan untuk kegiatan lain.
“Tiga kali terkena tetap ada untungnya. Ya sebagian ada untuk haji. Harapannya, dari (pembangunan) tol Yogyakarta-Bawen aktivitas ke Yogya lancar. Yang kena (proyek) tol dapat ganti untung, dan setelah kena tol ekonomi bisa bertambah,” harapnya.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Warga lain Khozin, mengakui hal serupa. Ia menyebut sudah pernah terkena proyek tol Semarang-Bawen.
“Dengan ini berarti sudah dua kali. Pertama tahun 2010. Nek kula ikhlas. Ini kan program pemerintah. Dulu yang terkena rumah, kali ini yang terkena kebun. Harapannya uang ganti ruginya bisa lebih bagus,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Sutikman. Ia mendukung pembangunan tol, dan berharap uang ganti kerugian tol lebih baik dari masa-masa sebelumnya.
“Ini hampir keempat kalinya. Maka saya sudah tahu (proses) seperti apa,” paparnya.
Kepala Desa Kandangan Paryanto membenarkan hal itu. Ia menyebut, wilayahnya memang berkali-kali terdampak pembangunan jalan tol. Meski demikian, warganya tetap mendukung pembangunan jalan bebas hambatan tersebut.
“Saya lihat kemarin masyarakat mendukung program pemerintah. Karena warga kami paham proses pembebasan tanah itu untuk kepentingan umum,” sebut Paryanto, di ruang kerjanya.
Dengan keikhlasan itu, Paryanto berharap warganya memeroleh ganti kerugian yang sesuai. Karena sudah tiga kali, beberapa warganya terdampak pembangunan jalan tol.
Menurutnya, di Desa Kandangan ada sekitar 500 bidang yang terkena proyek Jalan tol Yogyakarta-Bawen.
Paryanto berharap, proyek jalan tol Yogyakarta-Bawen membawa banyak manfaat kepada warganya. Ia juga berharap, warganya menggunakan uang ganti kerugian untuk hal positif dan produktif.
Dari pengalaman, banyak di antara warganya yang terdampak proyek jalan tol menjadi sejahtera. Bahkan di tahun 2017, banyak penerima ganti kerugian jalan tol yang mendaftar haji.
“Harapanya uang ganti kerugian digunakan dengan baik. Supaya yang dulu kelas bawah meningkat ekonominya. Dulu di tahun 2017 warga kita yang mendaftar haji dan umroh ada sekitar 48 orang,” imbuh Paryanto (*/jatengprov)