Erupsi Merapi , 517 Hektare Lahan Pertanian Warga di Magelang Terselimuti Abu Vulkanik
BNews–MAGELANG-– Awan Panas Gunung (APG) Merapi pada 9 Maret 2022 kemarin sebabkan hujan abu di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang. Tercatat seluar 517 hektare lahan pertanian warga diselimuti abu vulkanik Merapi.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Kabupaten Magelang Ade Sri Kuncoro Kusumaningtiyas mengatakan, lahan pertanian yang paling terdampak hujan abu dengan intensitas ringan hingga sedang, meliputi wilayah Kecamatan Dukun dan Sawangan.
“Hujan abu berdampak pada sektor pertanian komoditas hortikultura dan perkebunan di sekitar lereng Gunung Merapi,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (11/3).
Ade menyebut, Desa Paten di Kecamatan Dukun, lahan cabai yang terdampak 35 hektare, tomat 30 hektare, bunga kol 15 hektare, dan caisim 13 hektare. Desa Krinjing, komoditas cabai terdampak sebanyak 57 hektare, tomat 46 hektare, bunga kol 40 hektare, caisim 20 hektare. Sedangkan Desa Sengi lahan cabai rawit 81 hektare, cabai keriting 45 hektare, tomat 36 hektare, buncis 31 hektare, sawi 29 hektare, dan kopi 5 hektare.
Sementara itu, ada dua dusun di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan yang terdampak. Yakni Dusun Ketep dengan lahan cabai yang terdampak 5 hektare, cabai 1 hektare, dan bunga kol satu hektar. Selain itu, Dusun Puluhan dengan lahan cabai 25 hektare, tomat 1 hektare, dan bunga kol satu hektare. “Jadi, ada empat desa dengan 517 hektare yang terdampak karena jaraknya cukup dekat dengan Gunung Merapi,” sebut Ade.
Kendati demikian, hujan abu tidak membuat tanaman mengalami kerusakan yang berat jika dibandingkan erupsi pada 2021 lalu. Berdasarkan laporan yang diterima, kata Ade, dengan adanya hujan selama dua hari membuat lahan pertanian di empat desa tersebut dapat dibersihkan.
Selain itu, para petani juga membersihkan tanamannya dengan cara disemprot air dan digoyang-goyangkan. “Intensitas semprotannya tinggi. Karena dibantu dengan hujan yang tinggi, maka tanaman itu sudah lumayan bersih,” imbuhnya.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Ade menambahkan, para petani juga menginginkan beberapa bantuan kepada Distanpan. Seperti benih tanaman, alat-alat semprot, dan tangki air. Dia juga telah menyediakan gabah untuk cadangan pangan. Pasalnya, Distanpan masih memiliki persediaan 8.700 kilogram gabah kering giling yang siap untuk disalurkan apabila terjadi bencana susulan.
Ade menjelaskan, abu vulkanik yang menempel pada tanaman dapat mengurangi kualitas hasil panen komoditas. Lantaran abu vulkanik mengandung belerang yang tinggi. Terutama pada bunga kol yang siap panen. Namun, untuk komoditas lain, dia mengatakan, masih bisa dipanen. “Kalau untuk dikonsumsi secara langsung berpengaruh. Tapi harus dibersihkan dulu, dihapus dengan kain maupun disemprot air,” katanya.
Sejauh ini, Ade menilai, tidak ada kerugian yang signifikan bagi para petani. Terlebih, dengan adanya hujan, secara tidak langsung dapat membantu mereka untuk membersihkan sisa abu yang menempel. “Tadi malam sudah bersih dari abu, namun untuk tomat dan cabai masih harus disemprot lagi,” pungkasnya. (*)