BNews-MAGELANG– Pembukaan resmi Festival Lima Gunung (FLG) ke XXII sudah digelar kemarin (25/8/2023). Kali ini lokasi gelaran tersebut berada di Dusun Sudimoro, Baleagung, Grabag dan akan berlangsung sampai 27 Agustus 2023 mendatang.
Pembukaan FLG ini diawali dengan pementasan kesenian berupa tari soreng dari dayakan rayung. Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian Lima Gunung Award kepada Kepala Vihara Mendut Bhante Sri Pannavaro Mahathera.
Bhante Pannavaro melihat, gelaran FLG ini tercipta niat yang tulus untuk menyuguhkan aneka kesenian kepada warga setempat. “Pentasnya, srawungnya, bahkan tempatnya juga asli dan alami. Itu fondasi penting yang masih dimiliki oleh bangsa ini,” ujarnya usai melihat lukisan, Jumat (25/8).
Dia sangat menghargai dan terharu lantaran mendapat suatu kehormatan tersebut. Dia sempat berkelakar jika award yang diberikan adalah salah alamat. “Saya hargai dan terharu. Tapi, award yang diberikan ke saya, salah alamat. Apa manfaatnya kasih award sama saya,” kelakarnya.
Bhante Pannavaro menyebut, sudah mengenal Komunitas Lima Gunung sejak lama. Sebenarnya kebudayaan bisa membuat kerukunan yang sejati serta alami dari lintas agama, suku, partai, dan lainnya.
Menurutnya, kebudayaan itulah yang menjadi perekat yang mempersatukan semua orang dari berbagai macam golongan.
Dia juga berpesan agar semua orang berbuat baik dan menjauhi kejahatan. Sebisa mungkin melakukan hal-hal baik. Karena hal itu merupakan ajaran semua agama.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
“Saya sering memberi nasehat kepada umat, yang penting jangan berbuat jahat,” sebutnya.
Ketua Komunitas Lima Gunung Sujono Keron mengatakan, FLG kali ini memang sedikit berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Karena akan ada banyak tokoh yang mendapat Lima Gunung Award.
“Tadi (kemarin, Red) baru Bhante Pannavaro. Besok (Minggu, Red) ada sekitar 12 orang (yang dapat award),” paparnya.
Dia menambahkan, gelaran FLG kali ini juga antusias. Karena warga Dusun Sudimoro dinilai memiliki kegotongroyongan yang sangat kental. Sehingga bisa menghadirkan tata panggung FLG yang bagus.
Untuk pengisi FLG, kata dia, berjumlah 67 grup kesenian maupun komunitas. Sementara pesertanya berjumlah 1.635 orang.
Sujono menyebut, selain menampilkan tarian, ada juga pameran seni rupa oleh 63 perupa. Baik dari Magelang, Jogja, maupun daerah lain.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang Mulyanto mengatakan, gelaran FLG ini dinilai mampu menjadi daya tarik wisata di wilayah yang ditempatinya.
“Dalam kurun waktu yang cukup dewasa, yakni 22 tahun, ternyata FLG ini dapat membesarkan nama Kabupaten Magelang,” sebutnya.
Hal tersebut, lanjut dia, menjadi sangat berarti bagi sektor pariwisata di Kabupaten Magelang. Apalagi, dia melihat, Kabupaten Magelang membutuhkan satu destinasi atau daya tarik yang mampu mendatangkan devisa dan memberdayakan masyarakat.
Termasuk FLG yang dirasa menjadi sarana informal untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan. “Bagi kami, ini (FLG) adalah suatu kemandirian. Karena ternyata festival yang dilakukan dari tahun ke tahun ini mampu menyedot wisatawan,” paparnya. (*)