Ganti Rugi Miliaran Cair di Jalan Tol Jogja-Solo, di Magelang UGR Sampai Mungkid

BNews–MAGELANG-– Berikut adalah kabar terbaru pembangunan jalan Tol Jogja-Bawen di wilayah Kabupaten Magelang.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, sosialisasi pembangunan jalan Tol Jogja-Bawen di wilayah Kabupaten Magelang masuk sesi tiga.

Pada sesi tiga ini sudah dimulai dari Desa Bojong lalu Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Selasa (07/02/2023).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Yogya-Bawen Muhammad Mustanir mengatakan, untuk sesi tiga meliputi tujuh desa di Kecamatan Mungkid dan dua desa di Kecamatan Candimulyo.

Pada seksi tiga masih sosialisasi inventarisasi dan identifikasi data fisik dan daya yudiris. Kegiatannya sosialisasi ini akan berlanjut ke 7 desa ke sesi berikutnya.

“Ada dua desa di Kecamatan Candimulyo yang harusnya masuk sesi 4 yakni Desa Sidomulyo dan Mejing. Itu rencananya dari sisi pelaksanaan akan diikutkan tahapan pelaksanaan sesi tiga, berbarengan,”ungkapnya di sela kegiatan sosialisasi di Balai Desa Pagersari, Selasa (07/02/2023).

Dari daftar dokumen perencanaan pengadaan tanah (DPPT) untuk sesi tiga dari 7 desa di Kecamatan Mungkid dan 2 desa di Kecamatan Candimulyo totalnya sebanyak 1400 bidang. Dengan rata-rata terbanyak bidang terdampak yakni sawah dan perkebunan.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

“Namun, dari 1400 bidang itu kan belum pasti, entah berkembang atau malah berkurang. Tergantung pendataan faktual di lapangan nantinya,”ucapnya.

Untuk pembayaran ganti rugi sesi dua. Ia mengatakan, untuk Kecamatan Ngluwar baru dilakukan proses pengajuan SPP. Sedangkan, untuk Kecamatan Muntilan belum dilakukan validasi sama sekali.

“Kecamatan Ngluwar itu yang kami SPP kan ada Plosogede, Pakunden, Ngluwar, itu sampai hari ini belum ada persetujuan. Tetapi, saya pikir di bulan Februari sudah terbayar, karena di bulan Februari ini pasti sudah ada persetujuan. Terus, Blongkeng yang masuk kecamatan Ngluwar akan dilakukan validasi. Lalu, 5 desa di kecamatan Muntilan belum dilakukan validasi sama sekali,”ucapnya.

Camat Mungkid Shihabidin mengatakan, di wilayah Desa Pagersari kurang lebih yang terdampak pembangunan nasional itu sebanyak 103 bidang.

“Kurang lebih 103 bidang, kebanyakan sawah. Tanah kas desa ada 5 bidang luasnya sekitar 3 hektaran, berupa sawah semua. Sedangkan, rumah sebanyak 3 bidang yang terdampak,”ujarnya.

Sedangkan untuk total luasan bidang yang terdampak, lanjutnya, belum bisa dipastikan. Sebab, pengukuran belum dilaksanakan masih dalam proses.

“Luasan berpaa hektarnya belum mengetahui. Nanti setelah diukur ada pengumuman baru tahu, besok kan mulai Kamis pengukuramnya. Setelah selesai, ada dikumpulkan lagi lalu diumumkan masing-masing saudara A, terkena berapa. Saudara B terkena berapa, saudara C dan seterusnya. Nanti ada, setelah hasil pengukuran termasuk pengumumannya,”urainya.

Tol Jogja-Solo

Jika diwilayah Magelang masih dalam tahapan sosialiasi, beberapa kecamatan di Klaten sudah masuk dalam tahapan menerima uang ganti rugi (UGR).

Seperti yang dialamo oleh Sadinem (53), dia sehari-hari bekerja sebagai petani menjadi miliarder baru di desanya.

Hal itu didapati Sadinem setelah menerima uang ganti rugi (UGR) tanah terdampak proyek Tol Jogja-Solo yang menerjang sawah miliknya.

Adapun lahan sawah milik Sadinem berada di Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sawah milik Sadinem seluas 1.883 meter persegi habis diterjang proyek strategis nasional itu.

Sadinem pun mendapat kompensasi senilai Rp2,8 miliar dari pemerintah.

Proses pembayaran ganti rugi itu dilakukan di aula balai desa Kebondalem Lor, Selasa (7/2/2023).

Ia datang untuk menerima pencairan UGR itu bersama putra sulungnya bernama Eko (29).

Meski menjadi miliarder baru, Sadinem mengaku tak ingin menghabiskan uang tersebut untuk membeli barang mewah.

“Kalau uangnya ini rencana untuk beli tanah lagi. Itu untuk tanah pengganti dan sudah dapat tanahnya,” ucapnya TribunJogja.com temui seusai pembayaran UGR itu.

Menurutnya, membeli tanah baru agar pekerjaan sebagai petani tetap bisa berlangsung. Terkait tawaran untuk naik haji atau membeli mobil, ia mengaku belum memikirkan hal itu.

“Beli tanah dulu biar awet, kalau mobil belum ada pikiran kesana,” ucapnya. (*/tribun)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: