Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Isnandi Adik Ibu Trimah : Kok Tega Anak Sampai Segitunya Sama Orang Tuanya

BNews–MAGELANG– Kasus Ibu Trimah asal Magelang yang diserahkan ke sebuah Griya Lansia atau panti jompo di Malang menjadi sorotan banyak pihak. Pasalnya, masyarakat banyak menilai ketiga anak bu Trimah yang menyerahkan ke Panti Jompo terlewat tega.

Menanggapi hal tersebut, wartawan Borobudurnews.com berhasil menghubungi salah satu keluarga Ibu Trimah. Ia adal Isnandi, 61, selaku adik kandung Bu Trimah yang tinggal di Brongsongan Wringinputih Borobudur.

Saat diwawancarai di rumahnya, Isnandi membenarkan Ibu Trimah adalah kakak tertuanya. Mereka tiga bersaudara, dan Isnandi adalah anak kedua.

“Dulu semua tinggal di Brongsongan Borobudur. Namun setelah Kakak saya Trimah sempat tinggal di Jakarta, dan pulang bersama suami serta anaknya ke rumah Tegalarum. Mereka sempat tinggal disana dulu,” katanya (1/11/2021).

Namun, lanjutnya tahun berapa Ibu Trimah kembali ke Jakarta kembali. “Semenjak itu bertahun-tahun saya tidak pernah bertemu kembali,” imbuhnya.

Isnandi menyampaikan, setelah bertahun-tahun tidak ketemu Ibu Trimah tiba-tiba awal September 2021 lalu diantar ke rumahnya. “Kakak saya diantar anak-anaknya ke rumah saya.   Saya suruh merawat,” ujarnya.

Saat tiba di Magelang, kata Isnandi kondisi Ibu Trimah sudah dalam kondisi sakit strok. “Ia tidak bisa jalan. Selama 5 hari saya angkat sendiri kok lama-lama berat, terus saya minta anak saya untuk mencarikan kursi roda,” terangnya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Meski demikian, Isnandi yang bekerja sebagai motir bengkel di rumahnya ini mengaku berat mengasuh kakaknya seorang diri. “Namun karena saya disini hidup sendiri, saya rembukan untuk saling membantu. Tetapi yang bersangkutan (anak ibu trimah) sampai beberapa waktu nggak ada solusi; tidak ada bantuan, saya tidak bisa. Kemudian, dia yang berada di jakarta saya kabari lagi, seumpama pulang nanti saya serahkan kepada anaknya,” paparnya.

Setelah itu, Ibu Trimah sempat dirawa Isnandi selama 40 hari sampai tanggal 28 Oktober 2021. “Saat itu anaknya datang untuk menjemput Ibu Trimah. Bilangnya hanya mau dibawa ke rumah anaknya yang lain di Pekalongan,” ujar ayah dengan empat orang anak ini.

Tetapi berselang beberapa hari, Isnandi kaget ada tetangganya yang mengabarkan kakaknya (Red: Ibu Trimah) kisahnya viral di media sosial. “Selang satu atau dua hari setelah kakak saya diambil anaknya, saya baru tahu kalau dibawa ke Panti Jompo itu. Saya saat itu juga kaget kok bisa-bisanya,” terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Isnandi merasa terharu dan sedih. Mau bagaimanapun Ibu Trimah adalah saudaranya.

“Seumpama dulu bilang mau dibawa ke Panti Jompo ya saya kasih saran. Namanya saja keluarga. Harus ada kesepakatan. Kalau cuman pasrah saja, saya merasa keberatan karena tidak ada apa-apa. (Dalem antukipun karwetan munggok aken mboten wonten nopo-menopo). Jika dikasih apa-apa, meniko tanggel jawab. Kemarin cuman titip,” paparnya.

Ditanya hubungan antara anak dan ibu Trimah, Isnandi menjadi kurang mengetahuinya. “Saya nggak tahu, soalnya mereka tinggal di Jakarta,” tegasnya.

Terkait viralnya kabar tersebut, Isnandi hanya sambil menyeka air mata menjawab dengan nada sedih. “Ya rasanya kok tega. Anak dengan orang tua kok sampai segitunya. Sama sekali tidak ada tanggung jawab. Melihat surat yang tanda tangan materai berisi sampai meninggal dunia disana, jadi bayangan saya sendiri seandainya seperti itu juga pasti sakit,” pungkasnya. (bsn)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!