Kisah Laura Fadil, Pria yang Hidup Serumah dengan Tiga Istri
BNews—NASIONAL— Poligami menjadi pembicaraan yang menarik dalam beberapa rentan waktu terakhir. Ada yang menolak, ada yang setuju.
Di Patrang Jember Jawa Timur, ada seorang pria yang memiliki tiga orang istri. Mereka mengaku hidup bahagia. Sang pria bernama Lora Fadil. Dia memiliki tiga istri cantik dan sholeha.
Pria kelahiran 21 Oktober 1979 tersebut mengaku awalnya menikahi gadis cantik yang bernama Siti Aminah. Mereka menikah pada 1998. Bersama Siti Aminah, pasangan itu dikarunia tiga anak. Mereka hidup bahagia. Keduanya saling berjanji tidak akan pernah berpisah.
Sembilan tahun membina keluarga bersama perempuan asal Pasuruan itu, Lora terpikat dengan paras cantik Yeni Kurnia. Dia adalah gadis asal Bangsalsari, Jember.
Saat itu si gadis masih kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. Setelah saling kenal, mereka sama-sama menaruh perhatian. ”Kenal Yeni Kurnia dari salah satu saudara,” kata Fadil.
Mulanya, mereka hanya berteman biasa. Namun, setelah saling jatuh cinta, mereka tak mau berdusta. Keduanya ingin mengikat janji, teriring restu istri tua. Meski mulanya tak ada izin untuk mereka. ”Saya masih yakin pepatah lama. Sejuta perempuan, hanya satu yang rela dipoligami. Sebaliknya, dari sejuta pria, hanya satu yang menolak poligami,” selorohnya.
Fadil pun tak mau menyerah begitu saja. Dia terus berupaya sampai sang istri pertama merestuinya untuk menikah lagi.
Restu itu diberikan dengan berbagai syarat. Meski, syarat tersebut dinilai Fadil tidak berat. ”Syaratnya, istri pertama ingin kenal dan setelah nikah harus hidup serumah,” ujarnya yang juga mengaku telah mendapat restu orang tua dan mertua.
Pernikahan Fadil dengan Yeni bukan sekadar poligami yang hanya diakui hukum agama. Mereka mencatatkan pernikahan di kantor urusan agama (KUA) secara sah dan diakui negara. Sampai sekarang, mereka dikaruniai dua anak.
Satu atap dengan dua cinta, rupanya, belum cukup bagi Fadil. Sekitar enam tahun lalu, dia menambah cintanya. Dia kenal dengan janda yang bernama Novita.
Cerita permaduannya tak jauh berbeda saat menaklukkan istri kedua. Meski istri yang ketiga tidak tinggal serumah. ”Tapi, saat siang, mereka bertiga berkumpul di satu rumah, di Gebang,” ungkap Fadil.
Mereka kompak. Saling mendukung. Bukan sekadar kompak supaya enak dipandang mata. Sampai-sampai, soal jamu kuat untuk istri ketiga, istri pertama dan kedua ikut membantu.
Saat hendak memberi nafkah batin pada salah satu istrinya, Fadil selalu pamit pada kedua istrinya yang lain.
“Semisal saya mau bermalam di istri ketiga, istri kedua yang menyiapkan jamu. Begitu pula sebaliknya,” tandas Fadil. (internet/bn1/bsn)