Merapi 44 Kali Gempa Guguran, BPPTKG: Ada Kemungkinan Seperti Semeru

BNews—JOGJAKARTA— Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menegaskan status dan kondisi Gunung Merapi saat ini masih berada di Level III atau Siaga menyusul letusan Semeru pada Sabtu (4/12). Namun demikian, BPPTGK terus memantau dan melaporkan kondisi terkini Merapi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.

BPPTKG menyebut, karakteristik tiap gunung api di Indonesia berbeda antara satu dengan yang lain. Namun demikian, fenomena Semeru yang erupsi pada saat status Level II atau Waspada bisa saja terjadi pada Merapi.

”Aktivitas Merapi saat ini masih cukup tinggi yang ditandai tingginya jumlah guguran dan inflasi yang masih juga terjadi. Kemungkinan seperti Semeru ada, longsoran itu bisa saja terjadi, tapi sampai saat ini stabilitas masih cukup untuk Merapi dan hal lain yang perlu diketahui bahwa karakter Merapi beda dengan Semeru,” jelas Hanik, Minggu (5/12).

Berdasarkan riwayat laporan aktivitas gunung Merapi perhari Minggu pukul 12.00-18.00WIB, belum ada tanda peningkatan status gunung yang berada di wilayah Jateng-DIJ itu. Dalam pengamatan selama enam jam tersebut, petugas mendengar suara guguran sebanyak dua kali dari Pos Babadan berintensitas sedang.

”Gempa guguran terjadi sebanyak 44 kali dengan amplitudo 4-29 milimeter yang berurasi 23.5-132.2 detik. Sementara aktivitas embusan terjadi satu kali dengan amplitudo tiga milimeter dan durasi 14.6 detik,” kata Hanik.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DI SINI)

Meski begitu, BPPTKG tetap merekomendasikan bahwa potensi bahaya saat ini tetap ada berupa guguran lava dan awan panas. Cakupan potensi bahaya menuju ke sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi adanya gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.

Hanik menyebut, penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. ”Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak Gunung Merapi,” pungkasnya. (ifa/han)

Sumber: Harian Jogja

About The Author

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: