SMAN 1 Kota Mungkid: Mayor Laut Anumerta Yohanes Hery Sosok Religius Pintar dan Disiplin
BNews—KOTA MUNGKID— Insiden KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan utara Bali pada Rabu dini hari, (21/4), meninggalkan duka mendalam bagi rakyat Indonesia. Tidak terkecuali adalah SMA Negeri 1 Kota Mungkid yang turut berkabung karena harus kehilangan salah satu alumnus terbaiknya.
Ia adalah Mayor Laut Anumerta Yohanes Hery Santoso, perwira menengah (pamen) yang tercatat sebagai alumni SMAN 1 Kota Mungkid Angkatan 1998. Pria kelahiran Kota Surabaya ini diketahui merupakan satu diantara 53 awak kapal yang gugur saat latihan penembakan torpedo.
Informasi yang dihimpun, Mayor Laut Anumerta Hery merupakan putra dari Francescus Xaverius Kuntoro. Seorang prajurit purnawirawan TNI yang kini bekerja di sebuah sekolah swasta di Muntilan.
Saat itu, siswa Hery tinggal bersama orang tuanya di Dusun Ngadipuro 3, Desa Ngadipuro, Dukun. Namun, saat mengenyam pendidikan SMA-nya, ia memilih indekos di daerah Ngroto, Deyangan, Mertoyudan, yang tak jauh dari sekolahnya.
Hal ini diungkapkan salah satu guru, Anik Istianti, yang sempat mengajar langsung siswa Hery. Anik merupakan satu dari tiga guru lawas yang masih aktif hingga sekarang. Selain itu ada juga guru mata pelajaran (mapel) Bahasa Perancis Dra Sri Handayani dan Guru BK, Suyoto SPd.
Guru pengampu mapel Pendidikan Moral Pancasila (PMP), kini Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), ini mencoba terus mengingat-ingat. Anik yang menjadi guru di sekolah tersebut sejak 1987 ini tetap tidak mengingat sosok siswa Hery karena saking banyaknya siswa yang diajarnya.
”Mungkin kalau 10 tahun masih ingat. Ini sudah hampir 30 tahun,” katanya, belum lama ini saat ditemui Borobudur News di kantornya.
”Ada satu pensiunan guru matematika yang ingat, beliau adalah Pak Tono (Sutono). Pernah satu kos di daerah Ngroto. Pak Tono dan almarhum Hery sama-sama aktif di Pramuka,” sambungnya.
Baca juga: SMAN 1 Kota Mungkid Gelar Salat Gaib dan Doa untuk Awak KRI Nanggala-402
Perempuan berusia 59 ini kemudian kembali menggali memori. Ia membuka sebuah buku arsip bertuliskan ’FotoCopy STTB SMA N IIIA 2 1992/1993’. Segera ia mencari nama mantan muridnya, Yohanes Hery Santoso.
”Iya (pintar) apalagi dia anak kelas IPA. Di ijazah nilainya bagus-bagus. Pendidikan Agama 8, PMP dapat 8 juga. Zaman dulu sangat sulit untuk mendapatkan nilai bagus karena guru menilai apa adanya,” ujarnya.
Selain dikenal pintar, siswa Hery juga merupakan sosok yang religius, taat beribadah, tertib dan disiplin. Bahkan ia merupakan siswa berprestasi diantara lainnya karena menjadi Dewan Ambalan SMAN 1 Kota Mungkid.
”Almarhum pernah aktif di kepramukaan. Menjadi pengurus Pramuka di sekolah. Jadi orangnya benar-benar sangat disiplin,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Mungkid Dra Ani Ardi Suprijani MPd melalui Humas Mulyadi SPd mengucapkan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya atas gugurnya 53 awak KRI Nanggala-403. Salat gaib dan doa bersama pun digelar untuk para patriot bangsa pada Senin, (26/4) lalu.
Mulyadi berharap, Apa yang ditauladankan oleh alumnus 1993, Mayor Laut Anumerta Yohanes Hery Santoso bisa diwariskan kepada adik-adiknya. Ia kini dikenal sebagai sosok partiotik yang rela mempertaruhkan seluruh jiwa dan raga demi negara Indonesia.
”Semoga para patriot yang gugur mendapatkan tempat terbaik dan tertinggi di sisi-Nya,” doanya. (han)