Tanggul Pembatas TPA Pasuruhan Ambrol, Warga Berharap Dibangun Benteng
BNews–MAGELANG-– DIketahui bersama, Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPAS) Pasuruhan Mertoyudan Kabupaten Magelang sudah over load. Bahkan tanggul penyangga dan pembatas dengan lahan milik warga ambrol.
Pantauan Borobudurnews.com di lokasi (4/3/2022) sampah sudah menggunung setinggi lebih dari 10 meter. Dan tanggul pembatas dengan lahan milik warga ambrol karena terdesak tumpukan sampah.
Seperti lahan milik warga Wuwuhrejo Desa Pasuruan Kecamatan Mertoyudan, Muhammad Mahbun,43, ini. Lahannya miliknya dan saudaranya yang berada di samping TPA Pasuruhan terkena dampak secara langsung.
“Ini tanggulnya ambrol karena kedesak tumpukan sampah yang menggunung. Bahkan kalau hujan, air dari TPA dan sampah ada yang masuk ke lahan saya dan suadara saya ini,” katanya sambil menunjukan tanggul yang jebol di samping lahannya (4/3/2022).
Lahan yang saat ini ditanami pohon pisang, ketela, pepaya dan sengon ini, katanya sering terendam air sampah. Menurutnya hal tersebut mengganggu pertumbuhan tanamannya.
“Itu lahan produktif, tetapi mau bagaimana lagi puluhan tahun seperti itu. Pohon pepaya banyak yang mati, pohon pisangpun susah berbuah,” imbuhnya.
Mahbub berharap pihak terkait segera memperbaiki kondisi pembatas ini. “Ya saya harap bangun benteng setinggi kurang lebih 5 meter dengan ketebalan 1 meter. Hal itu agar kuat dan kokoh tidak mudah terdesak banyaknya sampah,” harapnya.
Soal bau sampah, Mahbub mengaku memaklumi hal tersebut. Namun, karena sudah over load seperti itu, Mahbub berharap segera ada solusi.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
“Saya sudah sering komunikasi dengan dinas terkait soal sampah yang menggunung ini. Bagaimana atau apa solusi kedepannya ini, ajaklah kami warga sekitar duduk bareng juga mau membahas hal ini. Karena kami setiap hari yang melihat dan merasakan dampaknya secara langsung,” paparnya.
Ia juga sempat menceritakan dulu sempat mengelola sampah di TPA Pasuruhan tersebut untuk dijadikan pupuk. “Dulu sempat kami pilah sampah organik dan non organik. Kami jadikan pupuk, namun ada kendala ini itu sehingga kami berhenti. Saya harap dinas punya inovasi untuk mengurangi sampah yang menggunung ini,” ujarnya.
Inovasi yang dimaksud, kata Mahbub dengan pengelolaan yang benar untuk didaur ulang agar lebih memiliki nilai ekonomis. “Ya misal dibikin paving dari plastik sampah, itu nanti bisa menghasilkan. Selain itu menyerap tenaga kerja juga. Kami harap sangat terkait hal tersebut,” terangnya.
Ditanya terkait informasi perluasan area lahan TPA Pasuruhan, Mahbub mengaku pernah ditawari untuk dibeli lahannya untuk hal tersebut. Namun hal belum kejadian.
“Kami tidak mau kalau dibeli dengan diuangkan, karena kami rasa harga tidak sesuai. Kami ingin ganti tanah saja, namun sekitar sini juga. Jadi hal itu belum ada titik temu,” tandasnya.
Sementara sebelumnya, Bupati Magelang Zaenal Arifin saat diwawancarai awak media (3/3/2022) bahwa memang benar Kabupaten Magelang darurat sampah.
“Kita sampaikan bahwa kita sampaikan kondisi darurat sampah, dan hal ini harus diselesaikan. Sebenarnya kita sudah siapkan jauh hari, dengan pengadaan tanah, Namun secara apresial anggarannya tidak sesuai dengan uang yang kita siapkan,” paparnya.
Bupati juga menyampaikan akan melakukan apresiap ulang. “Namun sebelum mengadakan hal itu, TPS3R akan kita dorong mengelola di wilayah. Karena hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama, Pemda tidak mungkin menyelesaikan hal itu sendiri,” pungkasnya. (bsn)