Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Temuan Candi di Salam Pernah Dikisahkan Dokumen Belanda, Berikut Isinya

BNews—SALAM—Temuan situs purbakala di Desa Mantingan Kecamatan Salam Kabupaten Magelang ternyata pernah dikisahkan oleh bangsa Belanda. Dalam tulisan yang tertuang dalam Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD) pada 1915 itu disebutkan ada situs di kawasan itu.

Pahatan pada batu candi Mantingan diperkirakan bersal dar jaman Mataram Hindu karena memiliki karakter berbeda dari Candi Borobudur. Pada beberapa batu yang telah dibersihkan terlihat pahatan hewan mirip burung beo, Dewa dua dimensi dan lingkaran daun tanaman. 

“Situs Candi Mantingan sebenarnya pernah disebut dalam laporan penemuan dari Dinas Purbakala di masa Belanda dulu atau Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD), tetapi tak menyebut secara rinci. Di laporan itu cuma disebutkan di Desa Mantingan, ada candi dan arca Ganesa,” kata Ahli dari Cagar Budaya dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Junawan.

Dia mengungkapkan, dalam dokumen ROD sekitar tahun 1915, Dinas Purbakala Belanda melaporkan bahwa di Mantingan terdapat situs candi dan arca Ganesha. Meski demikian, laporan tersebut tidak menyebutkan secara rinci bagaimana bentuk fisik dari penemuan tersebut.

Menurutnya, berdasar laporan tersebut, tidak disebutkan bangunan candi yang sempat terkubur oleh material vulkanik dari letusan Gunung Merapi ratusan atau bahkan ribuan tahun silam. Hanya saja, saat ini ditemukan bukti bebatuan dan struktur pondasi candi.

“Bukti-bukti empirik pun sedang dicari di lapangan. Tim dari BPCB Jateng masih mencari struktur yang masih terkubur di sembarang tempat dalam tanah, di tiap sudut, tetapi masih dalam lokasi yang sama. Sejauh ini temuan yang paling banyak adalah batuan, oleh karena itu, penggalian masih menggunakan alat manual,” terang Junawan.

Ekskavasi ini bersifat penyelamatan atau rescue excavation. Tujuannya untuk menyelamatkan data arkeologi yang masih ada terkubur di dalam tanah. Dari temuan itu, pihaknya akan mampu merekonstruksi atau mengidentifikasi bagaimana bentuk asli, apa yang terjadi pada bangunan tersebut. (bn1/wan)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!