Warga Mulai Mengeluh Dampak Persiapan Pembangunan Jalan Tol Jogja-Bawen
BNews–JOGJA– Diketahui bersama pembangunan jalan tol Jogja-Bawen mulai persiapan di daerah Trotadi, Mlati, Sleman. Dan hal itu tampak mulai berdampak pada masyarakat sekitar.
Warga mulai mengeluhkan dampak debu dari proyek dan kendaraan berat yang hilir mudik.
Suradi warga RW 15 Sanggrahan Tirtoadi, Mlati mengatakan warga sudah mengeluhkan debu yang bertebaran di sekitar lokasi proyek. Meski pihak kontraktor sudah menyemprot jalan kendaraan proyek namun tebaran debu masih dikeluhkan warga.
“Sebenarnya sudah ditangani oleh pihak kontraktor. Begitu juga saat awal-awal kendaraan berat masuk, sekarang sudah tidak ada lagi. Masalah ini sudah dirapatkan oleh warga dengan pihak kontraktor,” katanya, Senin (25/7/2022).
Sebagian warga yang terdampak pembangunan proyek, katanya sebenarnya juga warga yang terdampak pembangunan jalan Tol Jogja-Solo. Hanya saja, hingga kini sekitar 25 warga terdampak pembangunan jalan Tol Jogja-Solo masih menunggu proses pembayaran ganti kerugian.
“Intinya warga mendukung program ini. Cuma kami berharap pembayaran ganti kerugian (Jogja-Solo) segera direalisasikan,” katanya.
Pj Dukuh Sanggrahan Muh Ridwan mengatakan sekitar dua minggu lalu warga di sekitar lokasi proyek melakukan pertemuan membahas persoalan tersebut. Warga diminta untuk menginfentarisasi semua persoalan yang muncul sebagai dampak dari proyek tersebut.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
“Kami minta dibuat notulensi rapat, yang hasilnya akan kami serahkan ke pihak kontraktor,” katanya.
Carik Kalurahan Tirtoadi tersebut menjelaskan daftar inventarisasi persoalan yang dikeluhkan warga, lanjutnya, diharapkan segera ditindaklanjuti oleh pihak kontraktor. Misalnya soal debu dari kendaraan berat yang lewat bisa diatasi dengan penyemprotan yang optimal.
“Mungkin durasi penyemprotan ditambah, atau penyemprotan menggunakan peralatan yang lebih baik lagi. Tidak hanya (jalan) dibahasi,” katanya.
Diakuinya, warga Sanggrahan di sekitar proyek Jalan Tol Jogja-Bawen tersebut sebagian merupakan warga terdampak pembangunan jalan Tol Jogja-Solo. Dia pun mengusulkan untuk meminimalisir potensi konflik, pembebasan lahan di sana bisa segera dilakukan.
Jika, lanjutnya pembayaran uang ganti kerugian proyek Tol Jogja Solo (seksi 2) bagi warga di sana selesai maka warga terdampak bisa segera pindah.
“Kalau lahan tersebut bisa segera dibebaskan, dilakukan kliring, itu bisa menjadi akses keluar masuk kendaraan proyek untuk kegiatan pembangunan Tol Jogja Bawen. Selama ini akses kendaraan ke lokasi proyek masih menggunakan jalan kampung,” katanya.
Terpisah, Dukuh Pundong 5 Tirtoadi, Sukmono mengatakan proyek pengerasan lahan untuk pembangunan jalan Tol Jogja Bawen di Pundong 5 juga dikeluhkan warga sekitar. Pasalnya, debu dan sisa materisl yang berasal proyek tersebut tidak disiram (dibersihkan) oleh pelaksana proyek. “Lahan warga Pundong 5 memang tidak ada yang terdampak proyek tol. Cuma dampaknya yang kami rasakan,” katanya.
Selama ini, lanjut Sukmono, pelaksana proyek hanya membersihan atau menyiram materisl di sisi Utara Selokan Mataram sementara sisi Selatan Selokan yang juga terdampak proyek tidak dibersihkan. “Kondisi tersebut menyebabkan kawasan Pundong 5. Kami hanya minta jalan utama di tempat kami juga dibersihkan, sekitar 500-700 meter. Durasi pembersihakan juga ditambah,” katanya. (*/harjo)