WOW !!! Ada Pelukis Kaca di Borobudur, Ini Kisah Menariknya

BNews–MAGELANG-– Sebuah karya tangan warga Borobudur Magelang ini membuahkan hasil tidak murah. Ia melukis atau menggambar dengan media kaca menjadi sebuah gambar yang menarik.

Ia adalah Nugroho, pria berusia 43 tahun yang menekuni seni menggambar dengan media kaca. Di galeri Borobudur Peace Studio yang berada Dusun Ngaran II, Borobudur, Nugroho berkarya.

Ia menceritakan kepada awak media, bahwa awal membuat lukisan harus dibentuk dulu sketsa gambar mengenai apa yang akan ia lukis. Konsepnya, sketsa diletakkan di bawah kaca. Sedang ia melukis di atasnya. Namun, yang berbeda ialah lukisan tersebut nampak indah ketika hasilnya di balik.

Nugroho mengaku usahnya itu berawal dari sang ayah yang gemar melukis, sehingga Ia menjadi tertarik untuk menapaki jejaknya di dunia lukisan. Padahal, ketika itu, ia masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar, jiwa seninya mulai terukir.

Ketelitian, kerapihan, dan memadukan kombinasi warna, sudah menjadi makanan sehari-harinya. Beberapa kali, ia gagal. Namun, lambat laun, ia mulai terlatih. Tak lantas menyerah begitu saja hanya karena lukisannya kurang pas.

Lukisan pertamanya adalah tokoh pewayangan dengan ukuran yang besar. Sebagai seorang yang suka melukis, lama-kelamaan, ia jenuh mulai jenuh.

Hingga tercetuslah ide untuk melukis dengan ukuran yang lebih kecil dan detail. “Tapi, tidak mengurangi esensi dari wayang tersebut. Bahkan, lebih menarik dan tertantang,” katanya di awal tahun 2022 ini.

DOWNLOAD APLIAKSI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Hingga pada akhirnya, ia tertantang menggunakan media lain. Menurutnya, melukis dengan kanvas cenderung bisa lebih ekspresif. Objeknya bebas, idak ada aturan baku untuk melukis di atas kanvas.

Nugi, sapaan akrabnya, tertantang untuk melukis di atas kaca. Ia menjelaskan, pengolahan bahan saat melukis wayang hanya menggunakan satu warna.

Tanpa ada respons kenakalan pada cat. Ia lantas bereksperimen dengan teknik hisap menggunakan spons. Pun dengan tinta cina. Semua teknik sudah ia jajal.

Menurutnya, cat yang pas untuk melukis di atas kaca adalah dengan cat minyak yang dicairkan. Namun, untuk hasil yang kering, membutuhkan waktu yang lama dan tidak menyerap. Sedangkan jika menggunakan cat besi dan kayu hanya menunggu beberapa menit untuk benar-benar kering.

Sejak SMP, ia mulai menerima pesanan. Kadang, membantu almarhum ayahnya melukis dari tahap awal hingga akhir. Tergantung pesanan khusus dengan tingkat keamanan yang terpenuhi.

Biasanya, melukis di atas kaca juga sama dengan melukis di atas kanvas. Bisa on the spot. Tanpa membuat sketsa maupun mencetak gambarnya. Namun, ada pula yang menggunakan foto terlebih dahulu.

DOWNLOAD APLIAKSI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Nugi bisa menghabiskan waktu hanya untuk membuat sketsa. Terkadang, bisa lima hingga sepuluh sketsa. Agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

“Tingkat kesulitannya, kalau di kaca ada teknik terbalik,” jelasnya.

Kesalahan, jelas pernah ia alami. Bahkan, berkali-kali. Menurutnya, itu menjadi risiko seorang pelukis ketika mencoba hal yang baru. Harus merasakan kesalahan-kesalahan terlebih dahulu sebelum benar-benar berhasil.

Hingga sekarang, ia telah meluncurkan setidaknya 500 karya. Ia juga pernah mengadakan pameran tunggal di Bandung pada tahun 2014. Sebanyak 30 karya. Ia tak mematok harga jual yang pasti. Harga tertinggi mencapai Rp 5 juta. Baik dua mili maupun lima mili.

Kebanyakan yang dilukis adalah realis dan ekspresif. Menurutnya, lukisan yang terlalu realis, tidak menggambarkan identitas goresan.

“Untuk benar-benar menyukai lukis, itu susah,” pungkasnya. (*)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!