7 Suku dengan Ritual Bercinta Paling Nyeleneh: Berbagi Istri Hingga Minum Sperma

BNews—NASIONAL— Bercinta tidak hanya menjadi kebutuhan dasar manusia untuk memperoleh keturunan. Ya, tak hanya dipandang sebagai sebuah kebutuhan biologis, bercinta ternyata juga menjadi sebuah tradisi suku-suku di dunia.

Bicara soal bercinta, deretan suku ini pun punya tradisi atau ritual yang tidak biasa. Mulai dari suku yang melegalkan hubungan bercinta untuk anak-anak di bawah umur, hingga berbagi istri untuk sesama saudara laki-laki.

Berikut Borobudur News rangkum tujuh suku yang dengan tradisi bercinta paling aneh di dunia:

Hii.. Bercinta Sejak Dini, Suku Trobriander (Papua Nugini)

Suku dengan tradisi bercinta pertama dimiliki oleh Suku Trobriander di Papua Nugini. Suku ini memiliki tradisi bahwa anak-anak boleh bercinta.

Untuk anak laki-laki, mereka memulainya dari usia 10-12 tahun. Sementara perempuan dari usia 6-8 tahun.

Tak hanya itu, anak perempuan juga sudah diajarkan cara menggoda laki-laki sejak mereka masih kecil. Tidak ada stigma sosial mengenai aktivitas seksual ini.

Bahkan kabarnya untuk melakukan bercinta tersebut, anak-anak itu tidak harus menikah dulu. Sebab, masyarakat Suku Trobriander menganggap bahwa bercinta sangatlah wajar dan tidak harus ada komitmen untuk melakukannya.

Pondok Cinta, Suku Kreung (Kamboja)

Suku Kreung di Kamboja juga memiliki tradisi bercinta yang terbilang aneh. Suku yang mendiami Desa Krola, O’chum District, Ratanakiri di kawasan timur laut Kamboja ini memberikan love hut atau pondok cinta pada anak-anak perempuannya.

Pondok cinta atau love hut diberikan kepada anak-anak perempuan yang telah berusia 15 tahun atau telah mengalami menstruasi. Pondok cinta bagi anak gadis Suku Kreung dibangun tak jauh dari rumah menggunakan bambu.

Pondok cinta tersebut akan menjadi tempat tinggal sampai para gadis menemukan tambatan hatinya. Tujuan dibangunnya pondok cinta adalah untuk memberikan anak-anak gadis Suku Kreung privasi dan ruang bersosialisasi dengan lawan jenisnya.

Bercinta dengan Wanita Paruh Baya, Suku Mangaia

Berbanding terbalik dengan Suku Trobriander di Papua Nugini, Suku Mangaia justru punya tradisi bercinta bersama wanita paruh baya.Suku yang mendiami wilayah Kepulauan Selatan Samudera Pasifik ini mengharuskan remaja pria yang beranjak dewasa untuk memilih seorang wanita paruh baya di sukunya.

Para remaja pria itu diharuskan untuk bercinta dengan wanita paruh baya yang dipilihnya. Tradisi unik ini dilakukan untuk membuktikan seorang pria beranjak dewasa.

Minum Sperma, Suku Sambia (Papua Nugini)

Sebagai tanda telah tumbuh dewasa, Suku Sambia mewajibkan para penduduk laki-lakinya untuk meminum cairan sperma dari para pria dewasa. Ritual ini wajib dilakukan bagi anak laki-laki yang telah memasuki usia tujuh tahun.

Suku Sambia meyakini bahwa anak laki-laki yang dilahirkan, kejantanannya sudah layu. Nah, untuk mengembalikan kejantanannya tersebut, anak laki-laki di suku itu akan mulai hidup terpisah dari ibunya dan tinggal di sebuah gubuk yang semua penghuninya adalah laki-laki. Untuk menuju kedewasaan, mereka pun harus menjalani ritual meminum sperma.

Berbagi Istri, Suku Eskimo

Suku Eskimo punya tradisi pernikahan unik yang terbilang aneh dan tak biasa. Pria-pria Eskimo terbiasa berbagi istri dengan ’saudara-saudara’ mereka. Tradisi berbagi istri biasanya dilakukan saat rombongan suami lainnya sedang berburu.

Berbagi istri dapat dilakukan melalui pernikahan terstruktur yang dilakukan secara bersama. Misalnya saja dengan saling bertukar pasangan, atau secara impulsif meniduri istri teman yang sedang ditinggal.

Saudara Laki-laki Berbagi Istri yang Sama, Suku Himalaya (Nepal)

Masyarakat Nepal yang tinggal di daerah Himalaya kabarnya mengalami kelangkaan lahan. Itulah mengapa sulit untuk membangun keluarga di sana.

Untuk menyiasati hal tersebut, masyarakat Nepal kemudian memiliki sebuah tradisi atau ritual yang kerap disebut fraternal polyandry atau berbagi istri sesama saudara. Maksudnya, tradisi itu memperbolehkan saudara laki-laki yang satu keluarga untuk menikah dengan perempuan yang sama. Dengan begitu, mereka pun tak perlu tinggal secara terpisah satu sama lain.

Meski begitu, praktik ini kabarnya sudah mulai ditinggalkan. Seiring dengan perkembangan zaman dan arus modernisasi.

Festival Bercinta untuk Remaja, Suku Muria (India)

Terakhir, Suku Muria di Chhattisgarh, India Tengah, memiliki ritual atau tradisi unik yang disebut Ghotul. Ritual ini merupakan sebuah festival di mana para remaja perempuan dan laki-laki akan diajari mengenai lagu, tarian, suku dan bercinta.

Bahkan tak jarang festival ini juga menjadi kegiatan bercinta massal. Sebelum ritual ini berlangsung, para remaja perempuan kabarnya akan mengkonsumsi minuman alkohol tradisional yang berfungsi sebagai kontrasepsi (untuk mencegah kehamilan). (ifa/han)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: