Akhirnya Terpal Penutup Stupa Candi Borobudur Dibuka Setelah Tujuh Bulan
BNews–MAGELANG– Penutup stupa Candi Borobudur yang sebelumnya difungsikan mengantisipasi hujan abu vulkani merapi dampak erupsi merapi dibuka. Proses pelepasan terpat penutup tersebut dilakukan sejumlah petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) kemarin (9/6/2021).
Dilangsir Antara, Koordinator Aspek Pemanfaatan Balai Konservasi Borobudur Yudi Suhartono di Magelang, mengatakan penutup stupa dibuka setelah kurang lebih selama tujuh bulanditutup terpat. Yakni ditutup mulai November 2020 hingga awal Juni 2021 ini dibuka kembali.
Pembukaan penutup stupa tersebut berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain kondisi Gunung Merapi; yakni berdasarkan surat permohonan informasi dari BPPTKG Yogyakarta yang menyatakan bahwa kondisi Gunung Merapi saat sejak 5 November 2020 berstatus Siaga (level III); hujan abu yang terjadi dominan di sektor timur Gunung Merapi maksimal sejauh delapan kilometer dari puncak gunung.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas mengancam sektor selatan-barat daya Gunung Merapi sejauh maksimal lima kilometer; dan sektor tenggara sejauh tiga kilometer. Dan diperkirakan proses erupsi efusif Gunung Merapi masih akan terjadi beberapa bulan ke depan.
“Berdasarkan informasi tersebut untuk sementara ini kondisi Candi Borobudur aman dari erupsi Gunung Merapi,” katanya.
Menurut dia, kondisi bangunan Candi Borobudur yang ditutup dengan terpal pada jangka waktu lama juga perlu dibuka.
Hal ini untuk selanjutnya dilakukan langkah-langkah konservasi agar batuan penyusun Borobudur tetap terawat.
Selain itu, katanya masukan dan saran dari berbagai pihak terkait dengan pembukaan penutup stupa Borobudur. Yakni dengan harapan wisatawan dan masyarakat dapat melihat Candi Borobudur secara alami dari jauh tanpa penutup.
“Hal itu menjadi pertimbangan untuk membuka penutup Candi Borobudur,” katanya.
Ia berharap, ke depan masyarakat sekitar dan pelaku wisata juga berperan serta bersama-sama untuk menjaga dan melindungi Candi Borobudur. Yaitu agar lestari dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang. (*)