Dapat Ganti Rugi Tol, Ini yang Dilakukan Warga Sleman
BNews—SLEMAN— Sekelompok warga berkaus biru mendatangi Balai Kalurahan Purwomartani, Kalasan. Di belakang kaus ada tulisan mencolok ‘Paguyuban Waterpak Tol Joglo 2020 Temanggal Purwomartani’.
Salah satu warga yang mengenakan seragam itu Suwarto, 49, salah satu warga Temanggal mengatakan bahwa segaram itu bukan berasal dari sebuah destinasi wisata.
“Ini bukan destinasi wisata seperti waterpark umumnya. Waterpak di sini singkatan dari warga terdampak, tol Jogja Solo. Ada 170an anggotanya,” ucapnya. Dilansir dari Harianjogja.
Suwarto menjelaskan, Paguyuban Waterpak Tol dibentuk tidak hanya untuk menjaga silaturahmi antar warga terdampak. Paguyuban ini juga memberikan edukasi bahkan advokasi bagi warga terdampak lainnya jika menemui kendala dalam menyiapkan berkas.
”Ada pengurusnya. Dibentuk sejak dilakukan pemberkasan lahan terdampak. Jadi kami ibarat relawan yang siap membantu warga terdampak tol lainnya. Ya sebatas yang kami tahu,” ujar dia.
Dia merupakan seorang pemilik 294 bidang terdampak tol di Purwomartani yang mendapat dana ganti kerugian. Lahan sawahnya seluas 800 meter persegi dihargai oleh LMAN sebesar Rp2,5 miliar. Tidak hanya lahan pertanian miliknya, lahan pertanian milik istrinya juga terkena proyek jalan tol. Hanya saja, lahan milik istrinya merupakan tanah waris yang akan dibagi dengan dua saudara lainnya.
Meski menjadi miliarder, Suwarto mengaku akan memprioritaskan dana itu untuk kebutuhan primer. “Ya saya mau bangun gubuk dulu, soalnya belum punya. Selama ini masih numpang di rumah kakak. Kebetulan masih ada bidang tanah lainnya yang akan digunakan untuk rumah,” katanya.
Dirinya tidak gelap mata menghamburkan dana kompensasi tersebut. Apalagi anak pertamanya masih kelas 3 SMA dan sebentar lagi lulus. “Tentu membutuhkan biaya [kuliah]. Anak kedua saya kelas lima SD, jadi masih butuh biaya sekolah. Lagian saya masih belum bisa bawa mobil,” katanya.
Suwarto mengaku, banyak ditawari berbagai merek mobil namun dirinya akan menggunakan uang itu untuk membeli tanah. “Kalau rumah sudah bangun, sebagian untuk cari lahan pertanian lainnya. Kalau masih ada sisa baru beli mobil. Jadi rumah dulu, sawah, untuk mobil belum dulu lah,” katanya.
Download Aplikasi Borobudur News (Klik Disini)
Warga lainnya yakni Suparmadi, 39 warga Temanggal 2. Dirinya memiliki lima bidang lahan yang sudah dibayar semuanya. Dirinya menerima kompensasi lebih dari Rp9 miliar. Tak ayal, Suparmadi salah satu warga yang banyak dikejar sales dealer mobil.
“Uangnya nanti saya buat bayar tanah itu, kemudian untuk membangun rumah dan usaha saya. Kalau masih ada sisanya, dananya untuk pengembangan usaha,” ujarnya.
Panewu Kalasan, Siti Anggraeni Susila Prapti mengingatkan agar agar warga terdampak mengutamakan dananya untuk mencari lahan pengganti. ”Harapan saya masyarakat tidak menggunakan dananya untuk hal hal yang tidak penting. Kehilangan tanah untuk membeli tanah. Itu sudah saya tekankan kepada masyarakat,” katanya.
Hal serupa disampaikan oleh Lurah Purwomartani, Semiono. Dia berharap agar warga yang menerima dana ganti kerugian tetap memprioritaskan dananya untuk membeli lahan pengganti.
“Kalau yang memesan atau membeli mobil saya belum mendengar. Kalau yang beli motor ada beberapa tapi itu masih wajar,” katanya.
Dia menyebut bahwa tak sedikit warga yang kaget mendapatkan dana miliaran tersebut. “Jangankan bermimpi punya uang sebesar itu, melihat saja belum pernah. Ya saya harap proses pembayaran ganti kerugian tol ini tidak menimbulkan masalah baru,” pungkasnya. (mta)