Eh…Ada Kerajinan Bambu Goreng di Borobudur

BNews—BOROBUDUR— Saat berkunjung ke Borobudur, belum lengkap rasanya kalau pulang tidak membawa oleh-oleh khas Borobudur. Salah satunya adalah kerajinan bambu goreng khas Borobudur Magelang.

Perlu diketahui bahwa di sekitaran Candi Borobudur terdapat sentra kerajina souvenir berbahan dasar dari bambu yang prosesnya melalui penggorengan. Berbagai macam souvenir diproduksi dan diperjual belikan untuk salah satu oleh oleh khas Borobudur.

Sekretaris Desa Kanigoro, Hendri Atmoko mengatakan kerajinan bambu goreng berpusat di tiga dusun. Diantaranya Dusun Cakran, Dusun Nggalangan dan Dusun Gunung Wujil.

Kerajinan tersebut dibuat langsung oleh warga setempat menjadi berbagai jenis produk souvenir. ”Produk yang dihasilkan antara lain berupa gelang, bolpoint, tirai, dan gantungan kunci,”katanya.

Sementara salah satu perajin bambu goreng, Supriyadi menuturkan kerajinan tersebut sudah ada sejak dahulu. Biasanya bambu dianyam menjadi tampi atau tampah, namun kerajinan anyaman bambu tersebut bersifat tidak konsumtif karena penggunaannya dalam jangka waktu yang lama.

”Oleh sebab itu saya membuat inovasi baru bersama kakak saya, dengan membuat kerajinan bambu yang lebih konsumtif,” imbuhnya.

Ia menerangkan, pembuatan kerajinan bambu goreng sudah eksis sejak tahun 1990-an. Dibutuhkan waktu kurang lebih satu minggu untuk satu kali proses pengerjaan dengan melewati 22 langkah. Mulai dari proses pemotongan, penjemuran, penggorengan, dan perangkaian.  

”Dalam satu hari minimal kami dapat memproduksi 20-35 kodi. Satu kodi berisi 20 buah souvenir,” jelasnya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Supriyadi menambahkan, produk yang sudah jadi dipasarkan keberbagai daerah. Baik lokal hingga mancanegara. Mulai dari Borobudur, Jogjakarta, Bali, Toba Sumatera Utara hingga di ekspor ke negara tetangga, yakni Malaysia. Dirinya mengakui penjualan ke Negeri Jiran tanpa perantara.

”Orang daerah sini menetap di Malaysia, kemudian mereka pesan ke kami dan dikirim lewat paket,” imbuhnya.

Supriyadi mengakui kerajinan bambu telah mendapatkan perhatian dari pemerintah melalui Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Disperindagkop Kabupaten Magelang. “Melalui dinas kita diberikan berupa pelatihan dan bantuan peralatan,” akunya.

Menurutnya, selama ini kendala dalam usahanya yakni belum adanya koperasi pengerajin bersama. “Kebanyakan memilih untuk menjadi pengrajin yang bersifat individualis. Saya harap kerajinan bambu goreng ini kedepan dapat benar-benar menjadi oleh oleh ciri khas dari Borobudur,” pungkasnya. (*/bsn)

Penulis : Fitri Hidayatun ( Mahasiswa Magang Universitas Negeri Semarang)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: