Inovasi Snack Banana Krezz Asli Lereng Merapi Magelang, Merambah Toko Modern

BNews-MAGELAN-– Berjalan menyusuri jalan perkampungan di lereng merapi jauh dari jalan raya, akan bertemu sebuah Dusun paling ujung. Dimana dusun ini berbatasan langsung dengan Desa lain di Kecamatan Dukun.

Di sebuah rumah berukuran sedang, tampak dua orang pasangan suami istri sedang memuat bungkusan kardus. Usut punya usut mereka akan mengirim produk olahan mereka yang dibuat dari bahan baku pisang.

Pasangan suami tersebut yakni Agung pamungkas, 40 dan istrinya Rima indrawati, 36. Pasutri dengan dua orang anak tersebut tinggal di Dusun Candilopo Desa Banyubiru Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang.

Mereka berdua merintis karir usaha makanan ringan berbahan baku pisang rajanangka. Dikemas ala snack modern dan dipasarkan di sejumlah swalayan dan minimarket hingga luar kota.

Namanya makanan tersebut adalah Keripik Pisang Banana Krezz. Usaha yang sudah dirintis sejak tahun 2016 silam dan bertahan hingga sekarang tahun 2023.

Saat ditanya kisah awal usaha mereka, bermula keduanya hobi ngemil makanan ringan. Saat itu mereka nyemil keripik pisang yang ternyata tidak membosankan.

“Saat itu kami dalam perjalanan di dalam mobil dan sambil nyemil. Saat itu kami makan keriping pisang dan ternyata tidak membosanka. Dari itu kami muncul ide membuka usaha keriping pisang yang peluang pasarannya besar, mudah menjangkau masyarakat dan proses produksinya tidak sulit,” kata Agung di rumahnya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Setelah tekad bulat, mereka berdua meninggalkan pekerjaan utamanya dan menekuni usaha produksi keripik pisang. Dimana sebelumnya mereka berdua bekerja sebagai sales mobil dan konsultan pendidikan di sebuah perisahaah.

Bermodal tabungan keduanya selama bekerja, mereka mulai memproduksi jenis keripik pisang cokelat. “Awalnya jenis produk ini masih susah diterima masyarakat karena keripik pisang kok rasanya cokelat. Hingga naik turun modal habis, harus sampai menjual sepeda motor kesayangan kami,” ujar Agung.

Selain itu, saat produksi berjalan dan pasaran sudah mulai berkembang muncul masalah lain kembali. Bahan baku yang sering terlambat datangnya.

“Bahan baku kami ambil dari luar kota. Seperti Batang, Pekalongan, Rembang, Cilacap, Banjarnegara, dan Temanggung. Karena jenis pisang harus rajanangka,” imbuhnya.

Selanjutnya kami melakukan riset dan memuncul inovasi baru soal produk keripik pisang. Mulai dari bentuk irisian hingga rasa yang bervariasi.

“Berawal dari melihat banyaknya produksi keripik pisang yang beredar tidak memiliki inovasi produksi, serta hanya monoton. Kami tertantang bagaimana keripik pisang memiliki nilai value produk inovasi dan tidak membosankan. Makanya banana krezz berusaha menjawab dengan memberikan inovasi seperti irisan standart keripik dengan dibuat karakter irisan bergelombang dan stick tanpa meninggalkan tasty pisang itu sendiri. Banana krezz juga berusaha memanjakan lidah dengan menghadirkan beberapa varian rasa yakin Balado , Barbeque ,Jagung,Keju, Vanilla ,Cokelat serta Banana krezz juga tetap memberikan rasa keaslianya untuk penggemar kripik pisang dimasa lalu yakni ori asin dan ori manis,” paparnya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Perjuangan pemasaran juga tidak mudah kata Agung, berawal menggunakan sistem konsinyasi. Yaitu dengan menitipkan diwarung-warung sekitar Kecamatan Dukun, Srumbung, Sawangan, Salam dan Ngluwar.

“Namun hal itu cuma berjalan 6 bulan dan apesnya modal tidak kembali. Mau hutang takut akhirnya nekad jual motor untuk bisa melanjutkan produksi. Dari sini kami mulai menggunakan sistem penjualan keagenan dan reseller, untuk sistem konsinyasi sudah tidak kami jalankan,” terangnya.

“Agen dan reseller kami ada di beberapa kota. Diantaranya Magelang, jogja, solo, klaten, surabaya, batang, pekalongan, bekasi, jakarta,” imbuh Agung.

Seiring berjalannya waktu Banana Krezz mendapatkan respon positif dari kalangan penggemar kripik. Sehingga Banana Krezz mendapat kesempatan kunjungan dari beberapa stakeholder dibidang umkm.

“Kami pernah mendapat kunjungan beberapa stakeholder Pemerintahan. Anatara lain dari Darmawanita Bappeda Litbangda Kabupaten Magelang, Dinas Pertanian Bangli Bali dan Beberapa Dinas dari Kabupaten, Provinsi dan Kementrian,” ujarnya.

“Kita juga pernah mengikuti beberapa event pameran UMKM di Jakarta, Surabaya dan juga lingkup Kabupaten/Kota. Kita pernah mendapatkan fasilitasi dari Disdaskop UKM Bidang Perdagangan Kabupaten Magelang untuk bisa masuk ke alfamart dan indomart di Kabupaten Magelang.
Untuk pemasaran di Bandara YIA kita dapat fasilitasi dari Diskop UKM Provinsi Jawa Tengah masuk gerai pasar kota gede,” paparnya.

Sementara dari kemenparekraf kita mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program temu bisnis dengan hotel sejateng DIY.”Namun saat pandemi kemarin penjualan kita turun drastis hingga 75℅. Setelah pandemi kita mulai menata lagi dari nol dan sekarang sudah stabil kembali,” terangnya.

Ditanya langkah kedepan, Agung akan lebih mengembagkan pola pemasaran agar jangkauannya lebih luas. “Sejak tahun kedua kami sudah mempergunakan media sosial yang ada. Kedepan akan optimalkan kembali dan memaskui market place yang ada,” terangnya.

Ditanya soal omset, Agung menjawab perbulannya bisa mencapai Rp 16 juta dengan kondisi stabil. “Ya jumlah produksi perbulannya sekitar 150 kilogram, kecuali saat moment hari raya lebaran bisa naik 3 kali lipat. Dan saat ini dengan tenaga produksi sebanyak 6 orang,” terangnya.

Agung berharap kedepan bisa mengembangkan inovasi teknologi dalam proses produksi atau pengolahan pisang ini. “Kami saat ini masih manual dan alat manual. Kedepan semoga bisa berinovasi dengan teknologi lebih maju,” pungkasnya. (bsn)

About The Author

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d bloggers like this: