Kerajinan Serat Mendong Asal Ngablak Tembus Pasar Eropa
BNews—NGABLAK— Kerajinan serat alam berbahan baku mendong lereng merbabu ini diexspor hingga luar negeri. Berpusat di Dusun Klabaran Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang kerajian ini diproduksi.
Salah satu pengrajin mendong, Suratman mengatakan kerajinan ini telah di ekspor ke beberapa negara antara lain Jerman dan Belanda. “Kerajinan tangan ini berbahan baku mendong. Dimana mendong ini dikenal juga purun tikus, salah satu jenis rumput yang hidup di rawa,” katanya.
Beberapa barang produksi berbahan bahu mendong ini. “Yang kami produksi antara lain guci, tempat pakaian, sandal hotel, tas, dan lain-lain. Bahan baku ini sendiri kita peroleh dari daerah Senden Kecamatan Grabag Magelang,” imbuhnya.
Dirinya (Suratman) mengaku bahwa selama ini dalam pemasaran berkerja sama dengan salah satu perusahaan di Yogyakarta. “Perusahaan tersebutlah yang mengekspor kerajian serat alam mendong kami hingga luar negeri. Dimana sebelumnya kita produksi massal di kampung kami terus diantar ke Jogja untuk finishing dan packing,” paparnya.
Dijelaskan juga, pembuatan kerajian serat alam mendong ini merupakan salah satu pekerjaan sampingan warga yang notabanenya menjadi petani. “Dalam satu kali produksi dibutuhkan waktu kurang lebih dua bulan. Biasanya kami dapat memproduksi 200 buah lebih, dimana omset yang di peroleh setiap kali produksi berkisar puluhan juta rupiah,” jelasnya.
“Dalam satu kali produksi di kerjakan oleh tiga orang. Selain memenuhi permintaan perusahaan, ia juga membuat produk lainnya untuk di jual sendiri atau di kirim ke pengepul lokal,” terangnya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS UNTUK ANDROID KALIAN GRATIS DAN RINGAN (KLIK DISINI)
Meski permintaanya tinggi, ia mengaku belum mempunyai rencana mengekspor produk sendiri. “Kami produksi karena permintaan dari perusahaan saja. Jadi perusahaan yang menerima pesanan dari konsumen dari luar negeri, kemudian kami yang produksi,” ujar Suratman.
Suratman mengakui, kerajinan yang ada di desanya selama ini belum mendapat perhatian dari pemerintah. ” Pernah sesekali dari kecamatan meminjam untuk pameran. Alhamdulillah kejual beberpa buah,” akunya.
Melihat permintaan kerajinan ini sangat tinggi di pasaran luar negeri, Suratman berharap pemerintah dapat membantu kami untuk meningkatkan produksi kami. “Ya mungi bisa membantu dalam segi baik modal maupun promosi. Sehingga kedepannya kami dapat mengekspor hasil kerajinan kami sendiri,” pungkasnya. (Fitri Hidayatun- edt: bsn)