Kisah Agus, 25 Tahun Kabur Dari Rumah Karena Mau Disunat Akhirnya Diketemukan

BNews–JATENG– Ada seorang pria asal Klaten yang kabur dari rumah saat akan disunat 25 tahun lalu, ketika dirinya masih berumur 12 tahun.

Agus Ahmadi akhirnya kembali lagi ke rumah setelah menghilang selama 25 tahun, saat kabur saat akan disunat.

Melansir Kompas, Agus Ahmadi bisa kembali pulang ke rumah setelah ditemukan oleh tetangga sedang menarik mobil mainan di pasar dengan menggunakan tali rafia.

Dia kemudian diantar pulang oleh sekitar 20 orang, dengan menggunakan tiga unit mobil, Rabu (25/1/2023).

Saat ditanyai, selama ini Agus Ahmadi tinggal di Pasar Kepek Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) agar terhindar dari perintah sunat dari sang ibu.

Amini, ibu Agus Ahmadi menceritakan bagaimana dulu sang anak bisa menghilang dari rumah.

Agus pertama kali meninggalkan rumah saat usianya 12 tahun pada 1998 silam. Saat itu, dia memang hendak disunatkan oleh sang ibu karena memang sudah waktunya.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

Artinya, Agus Ahmadi merupakan kelahiran tahun 1986, lantaran saat tahun 1998 usianya sudah menginjak 12 tahun. Namun, lantaran takut, Agus Ahmadi kemudian kabur.

Amina dan beberapa orang lainnya sudah berupaya mencari Agus Ahmadi. Namun, pada tahun kelima, dia pasrah dan tidak mencari anaknya lagi.

Bukan tanpa alasan, Amina adalah seorang single parents yang harus mengurus anaknya yang lain juga bekerja.

“Awalnya mau disunatke ajrih terus kesah (awalnya mau disunatkan takut terus pergi),” kata Amini saat ditemui di rumahnya Dukuh Kauman, Desa Sidowayah, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (26/1/2023).

Agus pergi dari rumah tanpa pamit ketika Amini sedang menanam melon di sawah. Mengetahui anaknya pergi dari rumah, Amini langsung bergegas pulang mencari anaknya.

Amini mencari anaknya sampai ke berbagai wilayah, yaitu DI Yogyakarta, Stasiun Solo Balapan, Boyolali, dan daerah lain di Klaten. Namun, pencariannya tersebut tidak membuahkan hasil.

Amini tidak putus asa, dia terus mencari keberadaan Agus. Sampai akhirnya Amini pasrah dan berhenti mencari Agus. Amini memutuskan pasrah setelah lima tahun mencari keberadaan Agus karena harus membesarkan kedua kakak Agus.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

“Saya pasrah soalnya saya merawat anak tiga. Saya bekerja sendiri. Anak-anak saya masih kecil-kecil belum bekerja, masih sekolah. Jadi saya terus pasrah,” kata Amini.

Setiap malam, Amini mengaku selalu memikirkan kondisi Agus. Amini juga sering terbangun dari tidurnya karena anak terakhirnya tak kunjung pulang. Menurut Amini, dirinya meminta Agus untuk disunat tidak secara tiba-tiba.

Sejak jauh hari, dirinya sudah memberitahukan kepada Agus agar mau disunat. Keinginan Amini agar Agus mau disunat itu membuatnya takut dan pergi meninggalkan rumah tanpa pamit.

“Setiap hari, setiap tengah malam bangun tidur saya menangis teringat anak saya. Mau bagaimanapun namanya anak pergi tetap ingin mencari,” ungkap Amini.

Sejak kecil, Agus dikenal suka pergi bermain di luar rumah. Agus bermain biasanya sampai malam baru pulang. Agus biasanya juga diantar orang pulang ke rumah. Amini tak menyangka permintaannya disunat membuat Agus pergi meninggalkan rumah hingga 25 tahun.

“Karena takutnya (disunat) sampai pergi dari rumah dan baru pulang kemarin setelah 25 tahun,” terang dia.

Banyak yang beranggapan Agus sudah meninggal. Namun, batin Amini mengatakan bahwa Agus masih hidup. Keluarga akhirnya menemukan titik terang keberadaan Agus. Anak pertama Amini, Damar, mendengar ada orang yang mengetahui keberadaan Agus.

Menurut Amini, ada tanda khusus dalam diri Agus. Di kepala Agus terdapat tanda berupa bekas luka terjatuh. Kemudian, di kakinya ada bekas luka saat tersandung tong.

“Terus ada orang yang mengetahui menarik mobil-mobilan pakai rafia di Pasar Kepek. Terus saya tambah yakin kalau itu anak saya,” ungkap Amini.

Kepala Desa Sidowayah Mujahit Jaryanto mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, Agus memiliki penyakit diabetes melitus (DM). Hal ini disebabkan pola hidup Agus yang dinilai kurang sehat karena di pasar.

Pihaknya akan memberikan fasilitas berupaa pengobatan kepada Agus melalui penerbitan kartu BPJS PBI. Namun, yang menjadi kendala adalah Agus tidak memiliki KTP.

“Lha untuk proses KTP ini yang agak panjang. Karena dari Mas Agus ini tidak ada data pendukung sama sekali. Ketika tadi saya tanya sama kakaknya Mas Damar itu ternyata ibunya melahirkan Mas Agus di rumah sama dukun desa,” ungkap dia. (*)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!