Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Kisah Serda Mugiyanto Anggota TNI Magelang yang Bangkit Usai Kehilangan Kaki

BNews—BOROBUDUR— Sersan Dua (Serda) Mugiyanto menjadi sosok inspiratif. Prajurit TNI AD asal Borobudur di Kabupaten Magelang ini sukses berkebun kelengkeng di tengah keterbatasan fisik.

Ia terpaksa harus kehilangan salah satu kaki saat berdinas di Ambon, Provinsi Maluku pada tahun 2001. Saat itu, ia dikirim untuk ikut penugasan di daerah konflik.

Kaki kanannya harus diamputasi akibat menginjak ranjau darat. Satu kakinya hilang di bawah lutut, tepat di batas sepatu. Selama sepekan di rumah sakit Ambon, ia tak sadarkan diri.

Setelah sadar, ia dikirim ke rumah sakit Jakarta. Saat itu Mugiyanto belum bisa menerima kondisi fisiknya. Bahkan, ia sudah menganggap dirinya tidak berguna. Sudah merasa bukan tentara lagi.

”Dok, untuk apa saya hidup? Kakiku sudah tidak ada sebelah. Saya sudah tidak berguna lagi. Apa saya diterima pacar saya? Pacar saya orang Magelang, Dok. Dia perawat,” kata Kolonel CKM dr Daniel LW yang saat itu menjadi dokter Satgas Malulu menirukan keluh kesah Mugiyanto.

”Gik (Mugiyanto), kita nggak tahu. Apa rencana Tuhan bagi hidupmu. Apakah suatu saat nanti, Tuhan memberi sesuatu yang indah untuk kamu. Yang penting kamu harus semangat. Dan kamu ikuti arahan dokter disini dan saya akan selalu menemani kamu selama pengobatan,” kata dr Daniel di RSPAD Gatoto Subroto.

”Nanti saya akan hubingi. Saya akan atur. Pacarmu urusanku. Kamu harus sembuh. Kamu harus baik,” sambungnya seperti dikutip Borobudur News dari YouTube TNI AD, Minggu (9/8).

Mugiyanto merasa bersyukur memiliki teman-teman dan pendamping. Utamanya yang bisa membuat hidup bahkan bisa seperti sekarang.

”Saat itu, pacar saya (Dwi Astuti) mau nengok ke rumah sakit dengan kondisi saya menjadi seorang penyandang cacat TNI AD. Tapi beliau luar biasa. Beliau memberikan dorongan untuk tetap semangat dan tetap hidup,” kata Mugiyanto yang kini telah menikah dengan Dwi Astuti.

Baca juga: Tangis Haru Warga Borobudur Rumahnya Dibedah Istri KSAD Andika Perkasa

Mugiyanto mulai menemukan semangat dan mencoba bangkit. Tepat pada tahun 2004, ia terjun ke dunia pertanian dengen kursus ke Pusrenhab Kemenhan. Setelah itu, diterjunkan ke lapangan dengan pulang ke satuan.

”Saya mulai mengaplikasikan untuk menanam berbagai tanaman buah,” kata Serda Mugiyanto.

Setelah mencoba bertani berbagai macam buah, Mugiyanto mencari varietas yang paling unggul di Indonesia. Hingga menjatuhkan pilihan pada kelengkeng Kateki dan sukses membudidayakannya di Kampung Borobudur sejak 2015.

Kini, ia menjadi pengelola Kebun Buah Borobudur yang berlokasi di Jalan Sudirman Kecamatan Borobudur. Sosoknya tidak bisa dianggap remeh karena telah menjadi panutan para petani.

Di kalangan para petani buah kelengkeng, Mugiyanto adalah contoh nyata bagaimana ketekunan. Dan keuletan bertani mampu mengantarkannya sebagai petani sukses meski dalam keterbatasan.

Sementara itu, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa memberi arahan agar Mugiyanto melakukan kerja sama dengan institusi militer lain. Untuk mengolah beberapa lahan yang tidak produktif.

”Kalau Serda Mugiyanto dapat melakukan kerja sama, bisa membentuk ketahanan pangan. Artinya, dengan produktivitas lahan perkebunan, putaran ekonomi juga akan terjadi di Kampung Borobudur sehingga masyarakatnya bisa memiliki penghasilan lebih,” tuturnya.

KSAD  pun mengaku bangga atas pencapaian salah seorang prajurit yang memiliki keterbatasan fisik namun dapat menginspirasi. Ia berharap seluruh prajurit TNI AD memiliki hati yang besar dan keinginan yang kuat untuk mencapai keberhasilan seperti Serda Mugiyanto.

”Kenaikan pangkat dari Tamtama menjadi sersan dua ini tidak sia-sia. Yang lebih membuat bangga, dengan segala kekurangan, ternyata Serda Mugiyanto bisa menjadi lilin kecil di Borobudur,” teraang Andika.

”Dan seorang prajurit wajib memiliki mental sekeras baja. Dan ini tercermin dari Serda Mugiyanto yang terus berjuang ditengah keterbatasan,” pungkas jenderal bintang empat itu. (han)

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!