Lepas Sambut Kapolres Viral Karena Didatangi Pelajar Penjual Makanan
BNews–NASIONAL– Merinding proses lepas sambut Kapolres Padang Sumatera Barat pada 21 September 2019 lalu. Kisahnya viral di berbagai platform media sosial pertengahan Februari 2020 ini.
Dalam prosesi upacara pisah kenal dari AKBP Cepi Noval SIK, kepada AKBP Sugeng Hariyadi. S.I.K., M.H terdapat kisah mengharukan. Di tengah hikmadnya suasana upacara tiba tiba seorang gadis kecil penjual kue ‘onde-onde’ menyeruak masuk menembus barisan polisi.
Entah apa yang membuat anak kecil ini berani masuk dalam kerumunan banyak pejabat tinggi, dia langsung nyelonong menuju Pak Cepi Noval. Suasana sedikit gaduh, namun para pengawal dan petugas membiarkan gadis kecil yang sedang membawa kue di atas kepalanya itu terus menuju arah Pak Cepi.
Usut punya usut, semua polisi di Polres Padang sudah banyak yang kenal siapa gadis kecil itu. Gadis itu merupakan penjual onde onde langganan Kapolres Padang yang diganti, Cepil Noval.
Ketika keduanya sudah saling berdekatan, suasana hening namun juga tegang. Semua menunggu apa yang akan terjadi, termasuk para wartawan dan jurnalis yang siap mengabadikan momen itu.
Tiba tiba ada air mata yang meleleh dari kedua mata gadis itu, dia menangis sedih. Entah darimana ia mendapat kakabr bahwa Pak Cepi Noval akan meninggalkan Padang Panjang.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)
Rupanya Kapolres karismatik itu adalah salah seorang pembeli kue onde ondeh-nya yang jika setiap bertemu akan selalu memborong habis dagangannya.
Kemudian Kapolres bersahaja itu memegang pipi sang gadis kecil seraya berkata, “Bapak pamit, rajin belajar, dan banyak sabar ya nak. Jangan takut ada Kapolres baru nanti beliau yang akan membeli kue mu,” kata Cepi yang gagah tidak bisa menahan air matanya.
Sesaat kemudian Pak Cepi berdiri dari kursi, dia meminta micropon. Sedikit menyalahi protokoler memang, namun kemudian melanjutkan kata katanya kepada semua orang yang hadir di situ.
“Kalian lihat anak ini,dia hanya ingin bisa terus sekolah, jualan kue berangkat pagi buta. Setelah itu dia sekolah dan siang hari kembali ia merajut mimpi dengan berjualan lagi,” teriak suara Cepi mulai serak, tersendat namun tetap menggelar.
Semua terdiam dan tidak sedikit yang matanya lebam ingin menangis juga, terutama Ibu Ibu Bhayangkari. “Setelah saya pergi saya harap kalian meneruskan tugas saya membeli dagangannya. Kelak suatu saat saya akan kembali kesini untuk mengecek keadaannya. Jika dia harus putus sekolah, maka kalian yang akan saya tuntut pertama kali di hari pengadilan kelak”! Lanjut Pak Cepi dengan perasaan yang sangat ‘emosional’.
Kemudian Ia tak sanggup lagi meneruskan kata katanya, hingga tanggannya untuk kedua kali mengusap air mata di pipi si gadis kecil yang mengalir deras. “kamu tidak akan kehilangan Bapak. Mereka semua akan menjadi bapak bapak kamu, yang akan selalu menanti dagangan mu anakku,” pesannya.
Semua yang tadi berbaris rapi kini berhambur mengelilingi Pak Cepi, mereka berebut mengabadikan hal yang tak pernah mereka kira. (*/Lubis)