Mengenal Tradisi Katolik Jawa di Selatan Yogyakarta
BNews–JOGJA– Beragam kepercayaan ada di Nusantara kita ini. Berbagai agama diyakini oleh masyarakat Indonesia, termasuk Katolik.
Namun ada yang berbeda pada sejumlah umat Katolik di Bantul Yogyakarta ini. Seperti yang dikutip Good News From Indonesia ini, umat Katolik disana penuh sakral adat jawa.
Ribuan umat Katolik berkumpul di halaman Candi Hati Kudus Yesus di Bantul, Yogyakarta, pada akhir Juni setiap tahunnya (Red: Bukan Saat Pandemi Covid). Para umat Katolik yang berkumpul tersebut datang dari seluruh penjuru nusantara, menghadiri Misa Kudus yang secara unik disajikan dengan banyak suasana Jawa.
Misa dan prosesi dilakukan menggunakan bahasa Jawa dan sembilan pendeta konselebran memakai surjan dan blangkon serta menggunakan perlengkapan upacara gaya Jawa.
Misa suci tahun ini diadakan untuk memperingati kehadiran gereja Katolik tertua di Bantul dan menampilkan Ekaristi. Serta diakhiri dengan mengelilingi Sakramen Suci di sekitar candi dan parade di halaman candi.
Uskup asal Batavia (Jakarta) Antonius van Helsen secara resmi membuka gereja tersebut pada pada 11 Februari 1930 setelah pertama kali pada tahun 1927.
Candi Hati Kudus Yesus setinggi 10 meter, yang dibangun dari batu yang diambil dari Gunung Merapi, menyerupai candi Prambanan yang merupakan tempat suci bagi umat Hindu. Di tengah Candi Hati Kudus Yesus adalah patung Yesus yang digambarkan sebagai raja dalam pakaian Jawa.
Di samping gereja tersebut terdapat Gereja Katolik Ganjuran, yang dibangun pada tahun 1924 oleh pengusaha pabrik gula dari Belanda, Joseph dan Julius Schmutzer. Pada waktu itu, agama Katolik mulai menyebar di seluruh Bantul di bagian selatan kota Yogyakarta. Masyarakat lokal memadukan budaya Jawa dengan liturgi Katolik, yang masih dipraktikkan hingga hari ini. (*/Lubis)