Merapi Keluarkan Awan Panas 52 Kali, 196 Warga di 3 Dusun Mengungsi
BNews—JOGJAKARTA— Ratusan warga di tiga dusun Kawasan lereng Gunung Merapi terpaksa diungsikan. Keputusan ini diambil lantaran selama periode 27 Januari 2021 Merapi mengeluarkan awan panas ke arah barat daya sebanyak 52 kali.
Tiga dusun tersebut yakni Dusun Turgo, Pakembinangun dan Pakem. Selain warg Turgo, warga Kalitengah Lor Glagaharjo, Cangkringan yang sehari sebelumnya kembali ke rumah terpaksa kembali mengungsi. Sementara satu KK Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan ikut mengungsi.
Berdasarkan laporan BPPTKG Jogja, asap kawah teramati berwarna putih setinggi 20 meter di atas puncak kawah dengan intensitas sedang hingga tebal. Hingga Rabu malam (27/1), Merapi mengeluarkan awan panas sebanyak 52 kali.
Dengan estimasi jarak maksimum tiga kilometer ke arah barat daya (hulu Krasak dan Boyong). Tinggi kolom teramati tersapu angin kencang dari Barat ke Timur rata puncak. Guguran teramati empat kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter, arah barat daya (Kali Krasak, Boyong)
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Sleman Makwan mengatakan untuk Kamis, (28/1) belum teramati adanya luncuran awan panas. Ia membenarkan adanya pengungsian warga di lereng Merapi akibat kenaikan aktivitas gunung tersebut.
”Berdasarkan Pusdalop BPBD Sleman, warga lereng Merapi mengungsi di tiga barak pengungsian,” kata Makwan.
Barak Utama Kalurahan Purwobinangun, Barak Rentan Purwobinangun dan SD Negeri Tawangharjoa jumlah warga yang mengungsi sebanyak 145 jiwa. Rinciannya, sebanyak 33 lansia, 76 dewasa, 32 anak, tiga balita, bayi dan ibu hamil.
DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DI SINI)
”Di Barak Plosokerep Umbulharjo Cangkringan, hanya dihuni sepuluh jiwa yang berasal dari satu KK. Terdiri dari dua dewasa, lima anak dan tiga balita,” ungkapnya.
Terakhir di Barak Gedung PNPM Kalurahan Glagaharjo Cangkringan yang diisi oleh warga kelompok rentan sebanyak 41 jiwa. Terdiri dari 24 lansia, 21 dewasa, anak dan balita masing-masing dua orang.
”Pagi ini pengungsi di Glagaharjo tinggal lima lansia, lainya naik lagi,” ujar Makwan.
Jelas Makwan, BPBD Sleman mengerahkan armada dan sumberdaya serta relawan untuk membantu proses evakuasi. Termasuk mendirikan dapur umum untuk pemenuhan kebutuhan pengungsi.
”Untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 kepada pengungsi, maka petugas dan relawan di Purwobinangun di-swab antigen, jam 09.00WIB tadi di aula Kalurahan Purwobinangun,” pungkasnya. (han)