Watu Susu Objek Wisata Baru di Kaliangkrik Magelang
BNews—KAJORAN—Destinasi wisata baru nan unik hadir di lereng gunung Sunbing. Berada di ketinggian 1.600 Dpl wisata ini bernama “Watu Susu”,
Lokasinya berada di Dusun Nampan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Dusun paling ujung barat di lereng Sumbing ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo. Untuk mencapainya, wisatawan akan diantar dengan menggunakan roda dua trail atau kendaraan lain oleh pemuda setempat.
Namun bila ingin mengendarai sepeda motor sendiri harus diperlukan nyali yang cukup untuk mencapainya. Mengingat lokasi ini berada di wilayah lereng gunung tepatnya di Bukit Munthuk Gedhe. Dari pemukiman warga berjarak sekitar 3 km.
Miharto, tokoh masyarakat setempat menjelaskan, “Watu Susu” atau Batu Susu muncul setelah letusan Gunung Sumbing. Awal mula dinamakan Watu Susu karena batu ini terpecah dua.
Di salah satu pecahan, ada batu yang menonjol dan bentuknya mirip puting susu. “Karenanya masyarakat menamakan Watu atau Batu Susu,” kata Miharto seperti dikutip laman resmi diskominfo kabupaten magelang.
Konon, batu ini bisa terpecah menjadi dua lantaran dipecut oleh penjajah Belanda. Miharto menyebut saat ia kecil, sering mendengar kisah tersebut dari kakek neneknya bahwa dulu ada orang Belanda yang datang ke tempat tersebut yang mencari seseorang.
“Dulu ada Londo (Belanda) datang mencari seseorang yang bersembunyi di lereng Gunung Sumbing. Karena tidak bertemu, Londo itu marah kemudian menyabetkan pecutnya dan mengenai batu hingga terbelah dua. Di salah satu pecahan ada batu yang menonjol mirip puting susu,” jelasnya.
Download Aplikasi Borobudur News (Klik Disini)
Selain batu tersebut, juga ada Watu Jonggol yang terletak lebih atas dari Watu Susu. Watu Jonggol berada di ketinggian dan nampak menonjol, sehingga di namakan Jonggol.
Ada cerita di balik keberadaan batu ini. Dulu saat ada letusan hebat Gunung Sumbing, batu ini sudah menggelinding, jatuh di dasar jurang. Namun entah kapan waktunya, tahu-tahu batu itu sudah berada di atas lagi di posisinya semula. ”Itu sebabnya, warga disini masih menganggap batu itu sebagai keajaiban,” ujarnya.
Meski dinilai ajaib, warga tidak memperbolehkan Watu Susu atau Watu Jonggol sebagai tempat untuk ngalap berkah. Keberadaan kedua batu ini karena sebelumnya ada letusan gunung Sumbing.
Sementara itu, Ketua pengelola obyek wisata ini mengatakan, Rini, menyebut destinasi ini dinamakan “Majalengkanya Magelang”. Karena baik pemandangan maupun suasana mirip sekali dengan lahan pertanian disana, yang membedakan adalah pada latar belakangnya. “Kalau disini langsung di lereng Gunung Sumbing,” katanya.
Selain menawarkan keunikan Watu Susu dan Watu Jonggol, lokais tersebut juga menyajikan pemandangan hamparan pertanian seluas 1 hektar. Kata Rini, inisiatif ini juga muncul lantaran banyak warga luar desa yang berkunjung ke sini, setelah melihat postingan di media sosial. “Akhirnya kami berinisiatif untuk menjadikan sebagai wisata baru,” jelasnya.
Rini mengingatkan bagi pengunjung bila ingin mendatangi lokasi tersebut sebaiknya saat Sabtu Minggu atau weekend. Karena dikhawatirkan bila datang hari biasa, akan mengganggu para petani bekerja. Mengingat akses jalan menuju DTW ini masih sempit. Hanya sepeda motor yang bisa sampai sini.
Bila menaiki mobil, maka harus di parkir di pos satu atau desa. Setelah itu, wisatawan bisa naik ojek yang disediakan pengelola. Untuk tiket tanda masuk tidak terlalu mahal, cukup membayar Rp 5 ribu saja. (*/mta)