Warning: file_get_contents(): https:// wrapper is disabled in the server configuration by allow_url_fopen=0 in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Warning: file_get_contents(https://borobudurnews.com/wp-content/plugins/better-adsmanager//js/adsense-lazy.min.js): failed to open stream: no suitable wrapper could be found in /home/u6386763/public_html/wp-content/themes/publisher/includes/libs/better-framework/functions/other.php on line 612

Pengurus Lesbumi NU Se Eks Karisidenan Kedu Gelar Syawalan di Magelang

BNews–MAGELANG–Dalam rangka merawat budaya silaturahim antar penggiat seni budaya Pengurus Lesbumi NU se eks Karisedenan Kedu berkumpul. Mereka merayakan Syawalan yang digelar di Sanggar Nakula-Sadewa Tangkilan Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang (7/5/2023).

Selaku tuan rumah Abbet Nugroho mengatakan bahwa, Syawalan sebagai media silaturahmi, kemanusiaan. Karena, katanya saling memaafkan, dan momentum kebangsaan, karena merajut kerukunan antar sesama.

Selain itu selaku Ketua Lesbumi Kabupaten Magelang Abbet mengajak seluruh ketua Lesbumi yang hadir; untuk mendeklarasikan seniman & budayawan mendukung Indonesia damai  berbudaya.

Acara Syawalan ini selain dihadiri oleh Lesbumi Kedu Raya, juga dihadiri oleh Ketua Umum Lesbumi PBNU, KH. Muhammad Jadul Maula.

Dalam orasinya, pengasuh Pesantren Budaya Kaliopak ini mengatakan bahwa Bulan Syawal itu adalah Bulan Harlah Lesbumi; “Dalam kalender masehi Lesbumi lahir pada tanggal 28 Maret 1962, dan ini tepat pada tanggal 21 Syawal 1381 Hijriyah”.

“Ada hikmah penting Lesbumi lahir di bulan Syawal. Ini mengingatkan kita bahwa puncak menahan nafsu dengan berpuasa di bulan Ramadhan itu adalah syawal,” katanya.

Menurutnya, merujuk pada kalender Hijriyah bulan Syawal bukan akhir tahun, melainkan sebagai miqot zamani. Yaitu titik tolak waktu untuk niat haji.

DOWNLOAD APLIKASI BOROBUDUR NEWS (KLIK DISINI)

“Ini adalah peneguhan niat untuk penyempurnaan rukun Islam. Maka Dzulhijah itu menjadi puncak dari siklus tahun Hijriyah; setelah manusia disucikan maka umat muslim merayakannya dengan disimbolkan menyambut tahun baru Hijriyah di bulan Muharam; dengan kesempurnaan menunaikan semua rukun Islam. Sehinga merayakan Harlah Lesbumi itu sejalan dengan menyambut kelahiran kembali sebagai pribadi baru untuk niat menunaikan ibadah haji menuju kesempurnaan,” paparnya.

Selain orasi ketua-ketua Lesbumi NU Kedu Raya, Syawalah Lesbumi Kedu Raya ini dimeriahkan oleh perform Gedrug Kolaborasi; Lesbumi NU Kabupaten Temanggung yang memboyong Komunitas Seni Setyo Budaya, dari Tanggul Angin, Selopampang, Temanggung.

Acara ini ditutup dengan pembacaan Saptawikrama atau Alqawaid As-Sab’ah yaitu tujuh strategi kebudayaan Islam Nusantara Lesbumi NU; dan deklarasi Lesbumi Kedu Raya. Adapun deklarasi tersebut berisi:

  1. Kami Pelestari, penggerak dan pecinta seni budaya Nusantara, menyatakan setia dan taat terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila dan UUD 45.
  2. Kami pelestari, Penggerak dan pecinta seni budaya Nusantara berikrar, menjunjung tinggi budaya Nusantara sebagai karakter dan kepribadian manusia Indonesia.
  3. Kami pelestari, Penggerak dan pecinta seni budaya Nusantara, berjanji mempertahankan nilai-nilai, norma, adat istiadat, kesenian, budaya warisan adiluhung untuk keberlangsungan peradaban Nusantara
  4. Kami pelestari, penggerak dan pecinta seni budaya Nusantara, bersama sama akan menciptakan kedamaian, ketentraman, persaudaraan melalui seni budaya
  5. Kami pelestari, penggerak dan pecinta seni budaya Nusantara, akan senantiasa menjaga, melestarikan & mengembangkan seni budaya Nusantara untuk kejayaan bangsa Indonesia.

About The Author

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!