Potensi Bahaya Erupsi Merapi Berubah, Sejumlah Warga Magelang Bertahan di Pengungsian
BNews—MAGELANG— Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengubah rekomendasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi. Usai erupsi yang cenderung bersifat efusif sejak 4 Januari 2021 dengan pusat erupsi di sekotor barat daya.
Terkait hal itu, sejumlah warga Kabupaten Magelang yang bermukim di lereng Merapi, yang mana sebelumnya telah mengungsi. Memilih untuk kembali ke rumah masing-masing. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang pun memberikan kesempatan kepada pengungsi yang ingin pulang.
”Setelah ada perkembangan perubahan arah kerawanan erupsi Merapi, memunculkan keinginan warga Kabupaten Magelang yang mengungsi untuk kembali,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, belum lama ini.
Kendati demikian, BPBD tetap meminta warga yang kembali ke rumah masing-masing untuk tetap waspada terkait aktivitas Gunung Merapi. Sebab hingga kini status aktivitas Gunung Merapi masih Siaga level III.
Diketahui bahwa sebanyak 121 jiwa yang merupakan warga Desa Krinjing telah kembali ke rumah masing-masing pada Jumat (22/1/2021) siang. Mereka sebelumnya telah mengungsi lebih dari dua bulan di TEA Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan.
”Per hari Sabtu (23/1/2021) pukul 18.00 WIB, masih ada beberapa warga yang mengungsi. Mereka berada di dua titik lokasi pengungsian,” jelas Edy.
Warga yang masih bertahan di pengungsian yakni berasal dari Desa Paten, Kecamatan Dukun. Dengan rincian Dusun Bababan I ada 265 jiwa dan Babadan II ada 68 jiwa sehingga total pengungsi saat ini ada 333 jiwa.
”Pengungsi asal Babadan I berada di TEA Desa Banyurojo dan Babadan II ada di Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan,” pungkasnya. (mta)