Semarak Peringatan Hari Bhayangkara di Kota Magelang, 12 Ribu Warga Menari Sluku-sluku Bathok

BNews—MAGELANG— Polres Magelang Kota sukses mencatatkan rekor gelar Tari Sluku-sluku Bathok terbanyak. Acara digelar di Alun-alun Magelang pada Minggu (2/7/2023) pagi.

Acara ini diikuti belasan ribu peserta baik yang hadir langsung di Alun-alun Magelang maupun secara daring. Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat ada lebih dari 12 ribu warga yang mengikuti kegiatan tersebut.

Banyak peserta yang hadir pun nampak mengenakan kostum yang unik dan kreatif, mulai dari pakaian ala wayang orang hingga badut.

Acara ini pun turut dihadiri Forkopimda Kota Magelang, Sekda Kabupaten Magelang serta beberapa budayawan dan seniman. Jumlah peserta secara keseluruhan tercatat ada 12.338 orang.

Kapolres Magelang Kota, AKBP Yolanda Evalyn Sebayang mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang mengikuti kegiatan ini. Acara Tari Sluku-sluku Bathok merupakan puncak rangkaian acara peringatan Hari Bhayangkara ke-77 yang dihelat Polres Magelang Kota.

Dia menyebut, ‘Sluku Sluku Bathok’ bermakna bahwa hidup tak hanya soal bekerja, tapi juga perlu mengistirahatkan pikiran. ”Gerakan pertama pada tarian ini, kita melaksanakan hening, kita butuh istirahat dalam menjalani hidup,” ucapnya, Minggu (2/7/2023).

”Juga dalam rangka menguri-uri budaya. Kalau kita bisa di sini bersatu, berkumpul bersama, nantinya menghadapi Pemilu 2024, kita bisa menjaga negeri kita aman, kondusif dan menjadi Bangsa Indonesia yang bersatu,” sambung Yolanda.

IKUTI BOROBUDUR NEWS di GOOGLE NEWS (KLIK DISINI)

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sambutan melalui daring mengatakan bahwa acara ini sebagai salah satu cara melestarikan budaya.

”Anak-anak kita bisa menarikan (Tari Sluku-sluku Bathok) dan ini menjadi hal yang luar biasa. Nguri-uri budaya,” katanya.

Seniman Butet Kartaredjasa yang turut hadir dalam acara “Tari Sluku-sluku Bathok” menyebut kegiatan ini merupakan salah satu inspirasi bagaimana lembaga-lembaga instrumen negara seperti kepolisian menunjukkan berbahasa dengan kebudayaan.

”Menggunakan kekuatan kesenian untuk mendekatkan diri kepada masyarakat sesuai tugas dan profesinya. Kalau para pimpinan kepolisian menggunakan kekuatan budaya itu akan menjadi baik masyarakatnya. Kita lihat tadi, masyarakat lintas apapun menemukan kegembiraan bersama instrumen negara,” katanya.

Dia berharap, kegiatan ini bisa menginspirasi yang lain. ”Bayangkan bila seluruh polres di Indonesia bikin seperti ini, bayangkan kerukunan masyarakatnya. Karena inspirasi, bisa mengilhami mereka dengan keunikan daerah masing-masing,” imbuhnya. (mta)

About The Author

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
%d bloggers like this: